Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penggalangan Dana di Pasar Modal Diproyeksi Semarak, Apa Penyebabnya?

Analis memperkirakan aksi penggalangan dana di pasar modal akan lebih ramai seiring dengan pemangkasan suku bunga The Fed.
Karyawan melintas didepan papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas didepan papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Aktivitas penggalangan dana di pasar modal hingga akhir 2024 diperkirakan masih akan semarak. Analis menuturkan aksi penggalangan dana jelang akhir tahun dapat memanfaatkan momentum pemangkasan suku bunga. 

Senior Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan penggalangan dana di pasar modal pada akhir tahun ini akan didukung oleh momentum dari potensi ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan. 

"Prospek penggalangan dana pada sisa tahun ini seharusnya bisa memanfaatkan momentum dari potensi ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed," ucap Nafan, Jumat (6/9/2024). 

Dia menuturkan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve nantinya juga akan diikuti oleh Bank Indonesia. Menurutnya, pemangkasan BI Rate ini semestinya akan berdampak bagus untuk meningkatkan likuiditas pasar modal. 

Didukung oleh sentimen tersebut, Nafan melihat aksi penggalangan dana akan semakin atraktif.

"Ini juga akan memberikan benefit bagi para investor, karena emiten juga akan mengejar target pertumbuhan kinerja," tutur Nafan.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman memperkirakan aksi IPO baru akan semarak lagi pada kuartal IV/2024. Hal ini karena calon perusahaan tercatat banyak yang lebih memilih menggunakan buku Desember atau Juni. 

"Pengamatan saya, banyak yang pakai Desember atau buku Juni, jadi ramainya kuartal IV. Itu jadi kenapa alasan, IPO tidak akan sebanyak di kuartal IV dan semester I," tuturnya.

Di sisi lain, BEI menyebut target penggalangan dana tahun ini telah melebihi target yang ditetapkan sebelumnya. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna BEI sebelumnya menargetkan pencatatan 340 instrumen di pasar modal, yang terdiri dari perusahaan tercatat, surat utang, ETF, dan lain sebagainya. 

"Sampai saat ini, pencapaiannya sudah 353 instrumen tercatat, sudah 104%," ujar Nyoman.

Hanya saja, untuk IPO perusahaan tercatat, Nyoman mengakui sampai Agustus memang terjadi penurunan jumlah IPO dan raihan dana IPO. 

"Apakah ada kaitannya dengan pengetatan [IPO] yang dilakukan? Itu baru rencana, itu akan dilakukan. Apakah karena kemarin ada yang menyalahi kode etik? Secara global terjadi penurunan, terutama di Asia Pasifik," tutur Nyoman. 

Hingga akhir Agustus 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp135,25 triliun sampai Agustus 2024. Di sisi lain, pipeline aksi korporasi yang dicatat OJK sebanyak 116 penawaran umum dengan nilai indikatif Rp41,72 triliun.

Realisasi fundraising itu terdiri atas 27 IPO senilai Rp3,79 triliun, 11 penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue Rp36,3 triliun, 5 efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) senilai Rp5,18 triliun, serta 93 penawaran umum berkelanjutan (PUB) EBUS tahap I, II, dan seterusnya senilai Rp89,99 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper