Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deretan Sektor Saham Potensial Cuan Tersengat Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed

Saham-saham sektor infrastruktur, perbankan hingga properti diramal akan mendapat angin segar seiring meningkatnya ekpektasi penurunan suku bunga acuan The Fed.
Saham-saham sektor infrastruktur, perbankan hingga properti diramal akan mendapat angin segar seiring meningkatnya ekpektasi penurunan suku bunga acuan The Fed. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Saham-saham sektor infrastruktur, perbankan hingga properti diramal akan mendapat angin segar seiring meningkatnya ekpektasi penurunan suku bunga acuan The Fed. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA —  Saham-saham sektor infrastruktur, perbankan hingga properti diramal akan mendapat angin segar seiring meningkatnya ekpektasi penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) pada September 2024.

Untuk diketahui, The Fed pada pertemuan FOMC akhir Juli 2024 lalu memutuskan untuk mempertahankan FFR pada level 5,25%-5,5%. Akan tetapi The Fed membuka peluang untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan September 2024.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan sinyal penurunan FFR memang masih menanti berbagai macam indikator, terutama indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) atau inflasi AS.

Namun, ketika kebijakan The Fed melonggar, maka akan memberikan dorongan positif bagi indeks harga saham gabungan (IHSG). Bank Indonesia (BI) pun akan mengikuti kebijakan longgar. Kemudian, terdapat sejumlah saham yang juga terkerek.

"Investor mengakumulasikan saham di sektor infrastruktur, keuangan, industri, transportasi, properti, dan cyclical sector," katanya kepada Bisnis pada Rabu (14/8/2024).

Sejauh ini, tingginya suku bunga acuan telah menggerus daya beli masyarakat. Apabila suku bunga acuan turun, akan meningkatkan permintaan domestik.

Mirae Asset Sekuritas menyematkan sejumlah saham sebagai pilihan, di antaranya deretan bank jumbo PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Persero (BMRI), serta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).

BBCA direkomendasikan maintain buy dengan target harga Rp10.650. BBRI direkomendasikan accumulative buy dengan target harga Rp5.050. Lalu, BMRI direkomendasikan accumulative buy dengan target harga Rp6.750.

Kemudian, saham pilihan lainnya ada PT Astra International Tbk. (ASII) yang direkomendasikan accumulative buy dengan target harga Rp4.640. Ada pula saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang direkomendasikan accumulative buy dengan target harga Rp1.565.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan kebijakan longgar The Fed kemungkinan akan diikuti oleh penurunan suku bunga acuan BI atau BI rate. Hal tersebut akan mendorong kinerja kredit perbankan.

Namun, masih ada tantangan yang dihadapi sektor perbankan secara umum. "Saat ini tantangannya adalah NPL [kredit bermasalah/nonperforming loan], likuiditas dan menurunnya daya beli masyarakat menengah, sehingga memberikan sedikit tekanan pada industri," ujarnya.

Adapun, pada perdagangan hari ini, Rabu (14/8/2024), IHSG melesat dan memecahkan rekor harga tertinggi sepanjang masa atau all time high ke level 7.436,03.

Merujuk data RTI pukul 15.33 WIB, IHSG menguat 1,08% atau 79,40 poin ke level 7.436,03. Sepanjang sesi IHSG bergerak pada rentang 7.372 hingga 7.445.

Untuk diketahui, rekor ATH IHSG sebelumnya berada pada level 7.433,31 yang ditembus pada penutupan perdagangan Kamis, (14/3/2024) yang lalu.

Di tengah penguatan IHSG, deretan saham bank mencatatkan penguatan, di antaranya BBRI naik 2,12%, BBNI 1,93%, dan BMRI 1,07%. Meskipun, harga saham BBCA turun 0,97%. Sementara, pada perdagangan hari ini, saham di sektor lainnya seperti ASII naik 2,73% dan AKRA naik 3,7%.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper