Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuda-kuda Emiten Prajogo Pangestu Chandra Asri (TPIA) Bawa Anak Usaha Melantai di Bursa

Chandra Asri (TPIA) melakukan bisnis infrastruktur melalui anak usahanya PT Chandra Daya Investasi (CDI). Anak usahanya itu pun diproyeksikan untuk IPO.
Pekerja beraktivitas pada proyek pengaspalan berbahan campuran plastik yang diproduksi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. di kawasan BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas pada proyek pengaspalan berbahan campuran plastik yang diproduksi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. di kawasan BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) tengah bergeliat menjalankan diversifikasi usaha.

Salah satunya pada pengembangan bisnis infrastruktur melalui anak usahanya PT Chandra Daya Investasi (CDI). Anak usahanya itu pun diproyeksikan untuk melantai di bursa.

Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Suryandi mengatakan arah diversifikasi bisnis Chandra Asri Group saat ini memang tertuju pada sektor infrastruktur yang digarap oleh PT Chandra Daya Investasi (CDI).

"Kami melihat bahwa lini bisnis ini [CDI] bagus," katanya setelah acara Bisnis Indonesia Forum (BIF) pada Jumat (9/8/2024).

Suryandi mengatakan sektor infrastruktur mampu mendukung pertumbuhan generik atau organik bisnis inti Chandra Asri, yakni industri petrokimia.

"Contoh misalnya dari listrik, pabrik mana yang enggak butuh listrik? Sekarang kan kami punya sendiri," jelasnya. 

Adapun, CDI menjalankan bisnis infrastruktur jetty, listrik, hingga air yang akan mendukung industri petrokimia. CDI tercatat mengelola salah satu dari dua Pembangkit Listrik Siklus Gabungan turbin gas di Indonesia. 

Kemudian, CDI juga memiliki perusahaan patungan pembangkit listrik ramah lingkungan berkapasitas 200 MW dengan Posco International.

Selain itu, CDI memiliki jasa penyewaan tangki perantara serta pengelolaan dermaga terintegrasi yang berbasis di kawasan industri terkemuka di Jawa.

Ke depan, pengembangan bisnis CDI tidak hanya diperuntukan guna mendukung bisnis inti petrokimia.

"Kami kembangkan ke bisnis yang lain, misalnya solar panel," tutur Suryandi.

CDI pun kemudian ditujukan untuk menghasilkan keuntungan jangka panjang, stabil, dan berkelanjutan bagi pemegang saham melalui bisnis infrastrukturnya.

"Itu [CDI] akan menjadi satu lini bisnis sendiri yang dari segi flow of income lebih stabil," jelas Suryandi.

Seiring dengan perkembangan bisnis CDI, TPIA pun berharap anak usahanya itu bisa melantai di bursa atau mencatatkan penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO).

"Tentu saja dengan ini kami melihat peluang apa lagi yang bisa kami kembangkan dari perusahaan ini [CDI]. Misalnya, dalam pengembangan usaha, kami bisa juga mem-publikkan," tutur Suryandi.

Adapun, upaya diversifikasi sendiri dilakukan Chandra Asri seiring dengan kinerja bisnis petrokimia yang jeblok.

Mengacu laporan keuangan, TPIA mencatatkan pembengkakan rugi bersih 7.999,65% menjadi US$47,46 juta pada semester I/2024, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$568.000. 

Suryandi mengatakan pembengkakan rugi perseroan dipengaruhi oleh margin produk petrokimia yang turun.

"Kalau bicara margin, artinya kan industri tersebut tergantung lagi supply and demand," katanya.

Turunnya margin produk TPIA juga dipengaruhi oleh besarnya impor produk petrokimia, terutama dari China. Alhasil, produksi TPIA tidak bisa penuh karena pasar sudah dijejali impor. 

"Produk impor di pasar banyak. Harganya dumping, miring, dari China masuk," ujar Suryandi. 

-------------------------- 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper