Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda (GIAA) Segera Gabung Holding, Jadi Anak Usaha InJourney

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo memastikan Garuda Indonesia (GIAA) akan bergabung ke dalam holding dalam waktu dekat.
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN memastikan emiten maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan bergabung ke dalam Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, InJourney, dalam waktu dekat. 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sederet transformasi dalam kurun 5 tahun terakhir. Salah satunya melalui pembentukan holding

Adapun, langkah terbaru Kementerian BUMN adalah menggabungkan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports. Penggabungan ini dilakukan pada Desember 2023. 

“Jadi, yang terakhir kami gabungkan adalah AP I dengan AP II di dalam InJourney dan kami juga akan mentransfer Garuda [GIAA] menjadi anak perusahaan InJourney dalam waktu dekat,” ujar Kartika dalam Market Outlook 2024 pada Selasa (16/7/2024).  

Kartika atau akrab disapa Tiko mengatakan masuknya Garuda Indonesia ke dalam InJourney akan memperpanjang daftar perusahaan pelat merah atau BUMN yang bergabung ke dalam klaster atau holding yang dibentuk pemerintah. 

“Dari tadinya ada BUMN sekitar 110, sekarang kami ada hanya 40-an dan ini akan terus kami kecilkan sehingga secara span of control kami bisa benar-benar mengelola BUMN dengan layer investment holding dan layer operating holding,” pungkasnya. 

Dalam perkembangan lain, Kementerian BUMN memproyeksikan Garuda Indonesia akan mengoperasikan sebanyak 98 pesawat sampai dengan akhir 2026. 

Dari proyeksi tersebut, sebanyak 61 pesawat berjenis B373-8000, kemudian 10 pesawat jenis B777-300, lalu 5 armada A330-900, pesawat A330-300 (kepemilikan) sebanyak 6 armada, selanjutnya 12 pesawat A330-300, dan sisanya pesawat jenis A330-200.

“Garuda Indonesia proyeksikan pertumbuhan alat produksi secara bertahap dengan target hingga 98 armada di akhir tahun 2026,” tulis laporan Kementerian BUMN.  

Masih berdasarkan data Kementerian BUMN, GIAA hingga akhir 2024 akan mengoperasikan 82 pesawat. Jumlah tersebut diperkirakan bertambah menjadi 89 pesawat pada 2025. 

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Garuda Indonesia berencana menambah sekitar 8 pesawat baru pada 2024. Jumlah ini terdiri atas 4 pesawat jenis B737-800 NG, 2 pesawat Airbus A330-300, dan 2 pesawat Boeing B777-300 ER.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan pihak bandara demi memastikan keamanan penerbangan serta ketersediaan armada pesawat yang layak terbang berdasarkan otoritas yang berwenang.

“Kami mengkaji opsi penambahan armada serta memastikan penetapan harga yang sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh regulator,” ujarnya.

Pada 2023, GIAA telah menambah armada sebanyak 5 pesawat tipe B737-800 NG. Dari total pesanan tersebut, sebanyak 4 pesawat telah dikirimkan dan 1 pesawat lainnya dijadwalkan akan dikirimkan secepatnya pada tahun ini.

“Dengan penambahan pesawat tersebut, Garuda Indonesia berencana mengoperasikan hingga 80 pesawat hingga akhir tahun ini,” kata Irfan. 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper