Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuan Emiten IPO Baru ISEA, GOLF, hingga BLES Hermanto Tanoko

Adu cuan saham emiten IPO baru ISEA, GOLF, hingga BLES Hermanto Tanoko setelah sepekan melantai di BEI.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/7/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/7/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten IPO baru ISEA, GOLF, hingga BLES afiliasi Hermanto Tanoko kompak membukukan return positif pada pekan pertama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA), PT Superior Prima Sukses Tbk. (BLES), dan PT Intra Golflink Resorts Tbk (GOLF) resmi melantai perdana di BEI pada Senin (8/7/2024). Dalam sepekan terakhir, pergerakan harga saham ketiganya kompak menanjak.

Secara terperinci, saham ISEA menguat 40,80% ke Rp352 hingga akhir perdagangan Jumat (12/7/2024). Sedangkan, saham GOLF tercatat menguat 15% ke Rp230 sepanjang periode yang sama.

Adapun, saham BLES yang terafiliasi dengan konglomerat Hermanto Tanoko mencetak kenaikan harga 40,98% ke Rp258 hingga akhir pekan kedua Juli 2024.

Superior Prima Sukses melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 1,31 miliar lembar atau setara dengan 15% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. BLES membanderol harga penawaran umum perdana saham di Rp183.

Alhasil, perusahaan yang bergerak di bidang industri bata ringan dan semen mortar itu meraup dana segar Rp240,42 miliar lewat penawaran umum perdana saham.

Konglomerat Hermanto Tanoko diketahui menjadi salah satu pemegang saham BLES melalui PT Tancorp Investama Mulia.

Tercatat, Tancorp Investama Mulia memegang 11,35% saham BLES sebelum IPO atau setara dengan kepemilikan 845 juta lembar. Setelah penawaran perdana, kepemilikan menjadi 9,65%.

Adapun, Hermanto Tanoko tercatat sebagai Direktur Utama di Tancorp Investama Mulia.

Sementara itu, GOLF menerbitkan saham baru melalui initial public offering (IPO) sebanyak 1.950.000.000 unit atau setara dengan 10,01% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO di harga Rp200 per saham. Dengan demikian, total emisi dari hajatan tersebut mencapai Rp390 miliar. 

Mengacu regulasi, Surat Edaran (SE) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No 15/2020 angka V, batas minimal alokasi untuk penjatahan terpusat IPO GOLF sebanyak 10% dari nilai emisi atau Rp37,5 miliar atau tergantung mana yang lebih besar. 

Merujuk pada aturan tersebut, maka total nilai IPO GOLF yang dialokasikan untuk investor ritel melalui pooling allotment sebesar Rp39 miliar. 

"Ini artinya, jumlah pemesanan saham GOLF di pasar perdana jauh lebih tinggi dari alokasi penjatahan terpusat. Dengan kata lain, telah terjadi kelebihan permintaan di pooling allotment sebanyak 27 kali," ujar Direktur Utama Intra Golflink Resorts Dwi Febri Astuti dalam keterangan resmi, Jumat (5/7/2024).

Komisaris Utama GOLF Darma Mangkuluhur Hutomo mengatakan untuk level kompetitor perseroan saat ini bukan lagi dari dalam negeri, melainkan di kancah internasional, terutama dengan negara-negara di Asia Tenggara seperti Vietnam hingga Thailand.

“Karena Thailand sekarang menjadi destinasi golf terbesar di Asia Tenggara, ada 6 juta orang per tahun datang ke Thailand, kebanyakan dari Korea dan Jepang untuk golf tourism. Makanya salah satu kompetitor kami ya Thailand dan Vietnam, serta Filipina juga," ujarnya dalam paparan publik GOLF di Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Putra sulung Tommy Soeharto itu pun mengakui bahwa ekosistem GOLF di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya. Oleh sebab itu, dia berkomitmen menggelontorkan investasi jumbo di Bali untuk membangun ekosistem golf tourism.

“Jadi kalau kami tidak investasi, maka Indonesia akan tertinggal, sekarang rata-rata orang main golf di Indonesia cuma sekitar 250.000 orang per tahun. Kalau kami investasikan, bisa ambil market share wisatawan dari Jepang dan Korea datang ke Indonesia, dampaknya sangat bagus untuk di Indonesia,” lanjutnya.

Di lain pihak, Presiden Direktur Indo American Seafood Ibnu Syena Alfitra menjelaskan saat ini pihaknya sedang membidik pasar baru ke Eropa sebagai tujuan ekspor.

“Tahun ini kita sudah ada penjajakan ke Eropa dan China untuk market, semoga akhir tahun,” kata Ibnu dalam konferensi pers, Senin (8/7/2024).

Lebih lanjut, Ibnu menjelaskan sampai dengan saat ini, 80% produk ISEA mayoritas diekspor dibandingkan dengan di jual di pasar lokal. Adapun negara yang mendominasi penjualan adalah Amerika serikat hingga 98% sisanya Jepang dan negara-negara lain.

ISEA sendiri memproduksi produk olahan udang yang terdiri rawcooked, dan value added product, di mana sebagian besar produk diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang. Pada 2023, jumlah volume ekspor Perseroan telah mencapai 1.500 ton.

Sejalan dengan target penambahan pasar ekspor, ISEA membidik pendapatan sebesar Rp398,6 miliar serta laba bersih sebesar Rp27 miliar sepanjang 2024.

Adapun, ISEA memiliki 96 kolam budidaya dengan jumlah kolam yang aktif beroperasi masih sebanyak 32 kolam melalui anak usahanya.

Ibnu menargetkan ISEA dapat meningkatkan kapasitas produksi sebesar 90% atau menjadi sekitar 86 kolam yang aktif beroperasi pada akhir 2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper