Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Danantara Bantah Ada Pembicaraan Resmi, Saham Sentul City (BKSL) Terkoreksi

Saham Sentul City (BKSL) melemah setelah Danantara membantah adanya kesepakatan kerja sama pengembangan kawasan ekonomi khusus di bidang kesehatan.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir saat ditemui seusai acara Tri Hita Karana Business Summit “Inaugural Global Summit on Belt & Road Infrastructure Investment for Better World & Sustainable Development Goals” di Kantor BPKM, Jakarta, Minggu (25/5/2025)./Bisnis-Rika Anggraeni
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir saat ditemui seusai acara Tri Hita Karana Business Summit “Inaugural Global Summit on Belt & Road Infrastructure Investment for Better World & Sustainable Development Goals” di Kantor BPKM, Jakarta, Minggu (25/5/2025)./Bisnis-Rika Anggraeni

Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten properti PT Sentul City Tbk. (BKSL) melemah usai Danantara Indonesia membantah adanya kesepakatan terkait pengembangan kawasan ekonomi khusus di bidang kesehatan. 

Dalam perkembangan sebelumnya, rumor pasar menyebutkan BKSL bakal meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Danantara dalam waktu dekat. 

Namun, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Sjahrir menyatakan bahwa informasi yang beredar merupakan interpretasi pihak ketiga berdasarkan analisis pasar dan bukan pengumuman resmi pihaknya. 

“Saat ini tidak ada kesepakatan formal antara kedua pihak sebagaimana diberitakan,” kata Pandu dalam keterangan tertulis, Senin (11/8/2025).

Seturut munculnya pernyataan resmi Danantara, saham BKSL terpantau melemah 0,62% menuju level Rp161 per saham hingga pukul 10.00 WIB. Berbalik dari kenaikan 3,18% pada perdagangan akhir pekan lalu. 

Harga saham tersebut mencerminkan lonjakan sebesar 126,76% sejak awal tahun (year to date/YtD), tetapi melemah 1,23% dalam sepekan terakhir. 

Tercatat, total volume saham BKSL yang diperdagangkan hari ini mencapai 228,65 juta dengan nilai turnover Rp36,66 miliar. Adapun, total kapitalisasi pasar atau market cap perseroan bertengger di angka Rp27 triliun. 

Pandu melanjutkan bahwa sebagai lembaga pengelola dana investasi negara, setiap rencana investasi strategis di Danantara dijalankan melalui proses tata kelola yang ketat serta kajian kelayakan komprehensif. 

Proses tersebut, lanjutnya, meliputi evaluasi kebutuhan nasional, kesesuaian dengan kebijakan pemerintah, analisis manfaat ekonomi dan sosial, serta uji kelayakan finansial dan risiko.

“Seluruh proses ini bertujuan memastikan bahwa setiap proyek yang diambil tidak hanya layak secara bisnis, tetapi juga membawa dampak positif yang signifikan bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia,” kata Pandu.

 

______________

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro