Bisnis.com, JAKARTA — Emiten milik anak Tommy Soeharto PT Intra Golflink Resorts Tbk. (GOLF) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 27 kali.
Direktur Utama Intra Golflink Resorts Dwi Febri Astuti mengatakan antusiasme investor terhadap GOLF di pasar perdana cukup tinggi. Pada penjatahan terpusat (pooling allotment), jumlah pemesanan yang masuk nilainya mencapai lebih dari Rp1 triliun.
Adapun, GOLF menerbitkan saham baru melalui initial public offering (IPO) sebanyak 1.950.000.000 unit atau setara dengan 10,01% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO di harga Rp200 per saham. Dengan demikian, total emisi dari hajatan tersebut mencapai Rp390 miliar.
Mengacu regulasi, Surat Edaran (SE) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No 15/2020 angka V, batas minimal alokasi untuk penjatahan terpusat IPO GOLF sebanyak 10% dari nilai emisi atau Rp37,5 miliar atau tergantung mana yang lebih besar.
Merujuk pada aturan tersebut, maka total nilai IPO GOLF yang dialokasikan untuk investor ritel melalui pooling allotment sebesar Rp39 miliar.
"Ini artinya, jumlah pemesanan saham GOLF di pasar perdana jauh lebih tinggi dari alokasi penjatahan terpusat. Dengan kata lain, telah terjadi kelebihan permintaan di pooling allotment sebanyak 27 kali," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (5/7/2024).
Baca Juga
GOLF telah merampungkan IPO pada Kamis (4/7/2024). Intra Golflink akan melakukan pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 8 Juli 2024.
Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, 87,53% dana IPO akan digunakan perseroan untuk setoran modal ke anak usaha, yakni PT New Kuta Golf and Ocean View (NKG) yang mengelola bisnis golf dan properti, termasuk luxury hotel di Bali.
Selanjutnya, sekitar 5,34% akan digunakan untuk setoran modal bagi anak usaha perseroan yang lain, yakni PT Sentul Golf Utama (SGU), dan 7,13% sisanya untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan atau operational expenditure (opex).