Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Emiten Anak Tommy Soeharto GOLF Diserbu Pemodal, Cek Riwayat HUMI, HITS Cs

IPO emiten milik anak Tommy Soeharto Intra Golflink Resorts (GOLF) mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 27 kali.
Jajaran direksi, komisaris, dan underwriter PT Intra Golflink Resorts Tbk. (GOLF) milik keluarga Cendana dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (19/6/2024). (Bisnis/Rizqi Rajendra).
Jajaran direksi, komisaris, dan underwriter PT Intra Golflink Resorts Tbk. (GOLF) milik keluarga Cendana dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (19/6/2024). (Bisnis/Rizqi Rajendra).

Tren Saham dan Kinerja HUMI, HITS, GTSI

Berdasarkan catatan Bisnis, emiten Tommy Soeharto lainnya juga mengalami oversubscribed. Misalnya, PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) pada saat penawaran umum perdana pada 2-6 September 2021, saham GTSI mengalami oversubscribed 2 kali.

Adapun, GTSI melantai di BEI pada 8 September 2021 dengan harga IPO Rp100 per saham, maka GTSI meraup dana IPO sebesar Rp240 miliar. Namun, secara tahun berjalan, saham GTSI ambles 24% year-to-date (YtD) ke level Rp38 per saham pada Jumat (5/7) pukul 14.55 WIB. 

Selanjutnya, saham PT Humpuss Maritim International Tbk. (HUMI) pada saat IPO Rabu (9/8/2023) terpantau dibuka naik 20% ke posisi Rp120 pada hari perdananya resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), atau naik dari harga IPO-nya yaitu Rp100 per saham.

HUMI baru melantai di BEI pada 9 Agustus 2023 dengan meraih pendanaan Rp270,70 miliar dengan harga IPO Rp100 per saham. Namun, saham HUMI melemah 43,71% secara YtD ke level Rp85 per saham. 

Kemudian, saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) melantai di Bursa pada 15 Desember 1997, kala itu perseroan meraup pendanaan Rp49,95 miliar dengan harga IPO Rp675 per saham. Tahun ini, saham HITS melemah 14,36% secara year-to-date (YtD) ke level Rp322 per saham. 

Di lantai Bursa, emiten perkapalan milik Tommy Soeharto menorehkan kinerja beragam. Misalnya, HITS membukukan pendapatan US$29,61 juta atau sekitar Rp471,16 miliar per kuartal I/2024 (kurs jisdor 1 April 2024: Rp15.909). Pendapatan itu naik 12,67% secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode sama 2023 sebesar US$26,28 juta. 

Pendapatan itu ditopang dari jasa sewa kapal untuk pengangkutan gas alam cair, minyak mentah, bahan kimia, hingga jasa pengelolaan kapal dan awak kapal. Adapun, pendapatan dari pihak ketiga HITS yakni PT Pertamina International Shipping, PT PLN Energy Primer Indonesia, PT Pelindo, hingga PT Indonesia Power.

Sejalan dengan naiknya pendapatan, beban pokok HITS juga membengkak 31,03% menjadi US$23,61 juta, dibandingkan kuartal I/2023 sebesar US$18,02 juta. Alhasil, laba bersih HITS tergerus 27,17% YoY menjadi US$2,15 juta, dibandingkan kuartal I/2023 sebesar US$2,96 juta.  

Beralih ke HUMI, pada tiga bulan pertama 2024 perseroan membukukan pendapatan US$27,31 juta atau naik 17,43% secara YoY dibandingkan periode sebelumnya sebesar US$23,26 juta. 

Adapun, penopang pendapatan HUMI meliputi jasa sewa kapal untuk mengangkut bahan kimia, gas alam cair, minyak mentah dan penunjang kegiatan lepas pantai, diikuti jasa pengelolaan kapal dan awak. 

Namun, beban pokok HUMI juga membengkak 44,34% menjadi US$21,77 juta. Alhasil, laba bersih perseroan juga tergerus 40,91% menjadi US$2,32 juta, dibandingkan kuartal I/2023 sebesar US$3,93 juta. 

Terakhir, GTSI membukukan pendapatan sebesar US$7,58 juta atau turun 26,79% YoY dibandingkan kuartal I/2023 sebesar US$10,36 juta.

Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan GTSI ditopang dari jasa sewa kapal sebesar US$9,23 juta, diikuti jasa manajemen awak dan kapal sebesar US$323.000. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi US$1,96 juta. 

Beban pokok GTSI turun 9,71% YoY menjadi US$5,83 juta, dibandingkan kuartal I/2023 sebesar US$6,45 juta. 

Alhasil, laba bersih GTSI juga turun 48,16% YoY menjadi US$1,1 juta per 31 Maret 2024, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$2,15 juta. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper