Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Menguat, Saham Properti Bisa Dilirik?

Harapan pemangkasan suku bunga acuan AS pada September mendatang kian menguat. Lantas bagaimana prospek saham properti di paruh kedua?
Karyawan melintas di depan layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (5/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di depan layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (5/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) oleh Federal Reserved atau The Fed dinilai tak serta-merta membuat saham indeks properti dalam negeri berkelit dari tren koreksi.  

The Fed diperkirakan memangkas suku bunga acuannya pada September 2024. Ekspektasi ini dipicu rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, indikator favorit bank sentral, yang naik 0,1% per Mei 2024 atau lebih lambat dari bulan sebelumnya 0,3%.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, M. Adityo Nugroho, menilai komentar Jerome Powell dalam konferensi kebijakan moneter di Portugal semalam, juga telah mengakui adanya progres positif terkait data inflasi selama satu tahun terakhir. 

Namun, dia memandang The Fed tampaknya masih akan tetap menunggu angka inflasi AS turun lebih dalam hingga mencapai target yang ditetapkan yakni 2%. Oleh karena itu, implementasi penurunan suku bunga AS masih cenderung abu-abu. 

“Sektor porperti kita di akhir tahun lalu sempat terbuai oleh peluang adanya pemangkasan suku bunga tahun ini, yang ternyata belum kelihatan realisasinya,” ujarnya Adityo saat dihubungi Bisnis pada Rabu (3/7/2024). 

Dia pun melihat pelaku pasar sepertinya masih akan menantikan adanya realisasi pemangkasan suku bunga terlebih dahulu, baru melirik saham-saham di sektor properti. 

Dihubungi terpisah, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Vicky Rosalinda menyampaikan bahwa selain indeks PCE AS, investor juga perlu melihat indikator-indikator lain seperti pergerakan dolar AS hingga tingkat pengangguran. 

“Dengan indikator-indikator pendukung tersebut sejalan dengan menurunnya PCE AS maka pemangkasan suku bunga acuan The Fed dapat dilakukan mulai September,” tuturnya. 

Menurutnya, ada beberapa saham properti yang dapat dicermati investor karena kinerja keuangannya mampu bertahan bahkan tumbuh di tengah era suku bunga tinggi dan ketidakpastian ekonomi. Saham itu adalah SMRA, CTRA, dan BSDE.

Kiwoom Sekuritas merekomendasikan buy on weakness untuk saham SMRA dengan target harga Rp540 per lembar, sementara area support berada di level Rp496. Di sisi lain, saham CTRA dan BSDE direkomendasikan netral. 

Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas menyematkan rekomendasi akumulasi beli untuk saham BSDE dengan target harga berada di level Rp1.020. Adapun saham CTRA juga meraih rekomendasi serupa dengan target price (TP) Rp1.205. 

Pada penutupan perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan peningkatan sebesar 1,01% atau 71,61 poin menuju posisi 7.125,14. Tercatat, sebanyak 325 saham menguat, 216 saham menurun, dan 243 saham stagnan.

Seiring hal tersebut, indeks saham properti turut menguat 0,09% menuju level 594,23. Meski mengalami kenaikan, indeks ini masih mengalami koreksi sebesar 2,84% dalam sepekan terakhir dan melemah 8,75% selama satu bulan terakhir. 

---------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper