Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak menunjukkan tren kenaikan, dipicu oleh keputusan OPEC+ (OPEC and non-OPEC Participants) yang mempertahankan pemangkasan produksi dan berbagai faktor geopolitik.
Analis Deu Calion Futures Andrew Fischer memperkirakan bahwa harga minyak akan terus mengalami kenaikan dalam waktu dekat, didorong oleh pengurangan pasokan dari Arab Saudi dan Rusia, serta ketegangan yang berlanjut di Timur Tengah.
Fischer mengungkapkan bahwa berkurangnya pasokan minyak dari dua produsen besar, Arab Saudi dan Rusia, bersamaan dengan pembatasan produksi oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), telah memberi dukungan terhadap tren kenaikan harga minyak. Konflik di Timur Tengah, termasuk serangan Iran terhadap kapal Inggris dan ketegangan antara Israel dan Hamas, menambah ketidakpastian pasokan minyak global, yang pada gilirannya, memperkuat posisi harga minyak di pasar.
Baca Juga
Selain itu, situasi di Texas yang menyebabkan kelangkaan dan produksi minyak yang terbatas juga turut mempengaruhi dinamika harga. Harga minyak Brent untuk pengiriman bulan Mei tercatat naik sebesar 0,2% menjadi US$83,67 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Mei meningkat sebesar 0,1% menjadi US$79,16 per barel, menunjukkan bahwa pasar minyak masih dalam kondisi yang tegang.
Meskipun ada seruan gencatan senjata Israel-Hamas oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang sempat menahan momentum kenaikan harga minyak, ekspektasi akan pasokan yang lebih ketat dan optimisme terhadap penurunan suku bunga di AS tetap memberikan dukungan terhadap sentimen positif di pasar minyak. Pasar telah menunjukkan tren peningkatan yang signifikan selama dua minggu terakhir, mengindikasikan adanya keyakinan terhadap kondisi pasar yang lebih ketat di tahun ini.
Namun, di tengah pemangkasan produksi yang dipertahankan oleh OPEC+ hingga akhir Juni, terdapat kekhawatiran mengenai potensi penurunan permintaan dan rekor produksi tinggi di AS yang dapat mengimbangi ekspektasi pasokan yang lebih ketat. Dinamika geopolitik yang terus berubah juga memberikan lapisan tambahan ketidakpastian terhadap proyeksi pasokan minyak global, menjadikan pasar minyak terus berada dalam pengawasan ketat. (Joyceline Munthe)