Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiba-tiba, Emiten Grup Salim META Mau Delisting dari Bursa

Emiten Grup Salim, Nusantara Infrastructure (META) berniat untuk delisting atau keluar dari pencatatan saham di BEI.
Jalan tol Ujung Pandang yang dikelola PT Margautama Nusantara, anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META)/Dok.META
Jalan tol Ujung Pandang yang dikelola PT Margautama Nusantara, anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META)/Dok.META

Bisnis.com, JAKARTA – PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) meminta otoritas Bursa Efek Indonesia untuk melakukan penghentian perdagangan atau suspensi saham perseroan. Emiten Grup Salim tersebut berniat untuk delisting atau keluar dari pencatatan saham di BEI.

Berdasarkan pengumuman BEI, dikutip Rabu (8/11/2023), META menyampaikan rencana untuk melakukan go private dan voluntary delisting kepada Bursa setelah memperoleh persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang akan dilaksanakan pada 19 Desember 2023.

“Sehubungan dengan hal tersebut Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek Perseroan di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek hari Rabu, 8 November 2023 hingga pengumuman lebih lanjut,” kata BEI.

Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh META khususnya yang berhubungan dengan rencana META untuk melakukan go private dan voluntary delisting.

Baru-baru ini META juga mengungkapkan tujuan di balik rencana akuisisi saham anak usaha perseroan, PT Margautama Nusantara (MUN) oleh GIC Singapura.

Berdasarkan keterangan First Pacific, Senin (6/11/2023), GIC Singapura melalui anak usahanya Warrington Investement Pte Ltd berencana mengakuisisi 33% saham PT Margautama Nusantara (MUN), anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META). Nilai transaksi akuisisi ini mencapai Rp3,31 triliun.

Pada saat yang sama, Grup Salim sebagai pemegang saham META juga ikut menyuntik modal ke MUN. Caranya, PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI) berencana membeli sebanyak 833 saham utama di MUN atau mewakili sekitar 10,3% kepemilikan saham MUN. Nilai pembelian saham ini sekitar Rp1,03 triliun, atau setara US$65,4 juta.

Head of Corporate Communication & CSR PT Nusantara Infrastructure Indah D.P. Pertiwi mengatakan META melalui anak usahanya MUN telah menandatangani perjanjian pengambilbagian saham dengan WIPL dan MPTI pada 3 November 2023 di Gedung Equity, Jakarta.

"Transaksi ini bertujuan untuk menyelesaikan pelunasan hutang pembelian MBZ, yang diakuisisi pada Desember tahun lalu,” kata dia dalam keterangan resmi, Senin (6/11/2023).

WIPL merupakan perusahaan induk investasi yang dibentuk dan didirikan di Singapura yang juga merupakan anak perusahaan dari GIC Ventures, perusahaan di bawah naungan Kementerian Keuangan yang memiliki dan mengelola aset Pemerintah Singapura.

Sementara itu, MPTI merupakan anak usaha tidak langsung dari Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC) yang juga merupakan operator jalan tol terbesar di Filipina. Dalam hal ini, MPTI juga merupakan holding company dari Nusantara Infrastructure.

Sebagai informasi, pada penghujung tahun 2022, MUN secara resmi telah membeli 40% kepemilikan saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), pengelola Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) sepanjang 38 kilometer.

MBZ merupakan salah satu jalur tol strategis di Indonesia yang memiliki peran penting dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa, sekaligus sebagai solusi dalam mengurai kepadatan lalu lintas di jalur Jakarta-Cikampek

Corporate action ini diharapkan dapat semakin memperkuat kinerja keuangan perusahaan saat ini dan ke depannya,” kata Indah

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper