Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Medco (MEDC) Catat Pendapatan Naik, Laba Turun Semester I/2023

PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada semester I/2023, tetapi laba menurun.
PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada semester I/2023, tetapi laba menurun. /Medco
PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada semester I/2023, tetapi laba menurun. /Medco

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan dan energi, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada semester I/2023. Namun, laba perseroan menurun karena kenaikan beban pokok.

Medco melaporkan pendapatan senilai US$1,11 miliar atau setara Rp16,65 triliun (estimasi kurs Rp14.925,37 per dolar AS) pada semester I/2023. Pendapatan MEDC naik 0,68 persen dari US$1,10 miliar pada semester I/2022.

Pendapatan pada semester I/2023 berasal dari kontrak penjualan minyak dan gas bumi US$941,99 juta, kontrak konstruksi US$106,26 juta, kontrak penjualan listrik US$24,22 juta, kontrak operasi dan jasa pelayanan US$12,72 juta, kontrak penjualan jasa lainnya US$8,91 juta, sewa dan pendapatan bunga U$22,09 juta.

Sementara itu, beban pokok MEDC membengkak menjadi US$646,17 juta per Juni 2023 dari US$488,15 juta per Juni 2022. Laba kotor pun turun menjadi US$470,03 juta dari sebelumnya US$620,46 juta.

Medco membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$119,46 juta atau setar Rp1,78 triliun pada semester I/2023. Laba bersih Medco turun 60,58 persen dari US$303,05 juta pada semester I/2022.

"Hasil semester pertama lebih rendah dari tahun sebelumnya karena kontribusi yang lebih rendah dari PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) serta harga realisasi minyak & gas yang lebih rendah, sebagian diimbangi oleh volume minyak dan gas yang lebih tinggi," papar CEO Medco Roberto Lorato dalam keterangan resmi, Selasa (3/10/2023).

Porsi laba bersih Medco Energi dari AMMN sebesar US$27 juta, turun sebesar US$103 juta dibandingkan semester pertama 2022. Hal ini akibat penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan dikarenakan perolehan izin ekspor yang tertunda. AMMN terus beroperasi selama menunggu perizinan dan memulai kembali ekspor pada bulan Juli.

Produksi minyak dan gas mencapai 162 juta barel ekuivalen minyak per hari (mboepd), naik 6 persen dari semester I/2022. Namun, harga rata-rata minyak dan gas masing-masing adalah US$75,2 per barel dan US$7,2/mmbtu, turun sebesar US$29,1 per barel dibandingkan dengan 2022 sebesar US$104,4 per barel.

Belanja modal sebesar US$127 juta, sebagian besar digunakan untuk proyek pengembangan Natuna, Corridor dan Ijen. Kas dan setara kas sebesar US$604 juta dengan utang bersih sebesar US$2,5 milliar dan rasio utang bersih terhadap EBITDA1 1,8 kali.

MedcoEnergi mendistribusikan dividen tahun 2022 sebesar Rp39 per saham dan sesuai jadwal untuk pelunasan utang akuisisi Corridor sebesar US$850 juta pada kuartal I/2024.

IPO AMMN

Hilmi Panigoro, Direktur Utama Medco mengatakan perusahaan mencatatkan kinerja operasional yang kuat, pemberian izin impor listrik bersyarat proyek pembangkit listrik tenaga surya 600MW dari pemerintah Singapura, dan IPO AMMN yang sukses.

"Medco Energi dapat terus memberikan nilai dan manfaat jangka panjang kepada pemegang saham serta berkontribusi terhadap upaya transisi energi di tanah air," imbuhnya.

Saat IPO, AMMN menetapkan harga Rp1.695 per saham dan melepas 6,33 miliar saham. Oleh karena itu, AMMN meraih dana IPO Rp10,73 triliun, menjadi IPO terbesar pada 2023. AMMN tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Juli 2023.

Setelah IPO, kapitalisasi pasar AMMN adalah sekitar US$26 miliar (Rp390 triliun), dengan kepemilikan Medco Energi sekitar 21 persen saham.

Produksi dilanjutkan lebih cepat dari ekspektasi setelah hujan berkepanjangan dan AMMN berharap dapat mencapai atau melampaui panduan produksi tahun 2023. Pembangunan smelter berjalan sesuai jadwal dengan target penyelesaian di atas 70 persen pada Desember 2023.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper