Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Akseleran (AKSL) dan Pertamina Hulu (PHE) Batal IPO Tahun Ini

Dua calon emiten, Akseleran (AKSL) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menyebut alasan ditundanya IPO pada tahun ini lantaran momentum pasar yang tidak tepat.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA —  Rencana pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk. (AKSL) atau Akseleran dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) batal terealisasi pada tahun ini. Kedua calon emiten itu membeberkan alasan di balik ditundanya aksi korporasi tersebut.

Direktur Utama Akselerasi Usaha Indonesia Ivan Nikolas Tambunan menjelaskan pihaknya membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan investor strategis yang tepat.

"Butuh waktu lebih panjang bagi kami untuk secure strategic investor yang tepat. Jadi kami perlu tunda dulu," kata Ivan dikonfirmasi, Rabu (26/7/2023).

Ivan melanjutkan, Akseleran melihat waktu yang paling tepat untuk kembali melakukan IPO adalah sampai Juni 2024.

Adapun sedianya Akseleran akan menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Agustus 2023.

Dalam keterangan resminya, Akseleran menyampaikan akan terus menjalankan usaha layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi, untuk mendukung pertumbuhan bisnis UKM di Indonesia dengan memberikan kemudahan akses penyaluran pendanaan usaha dan memberikan akses investasi pendanaan yang aman dan menguntungkan kepada masyarakat seluas-luasnya.

Sementara penundaan IPO PHE, disampaikan oleh Wakil Menteri (Wamen) I Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, kepada awak media di Jakarta, Rabu (26/7/2023).

“Kami akan tunda Pertamina Hulu Energi [PHE] untuk listing. Kami tunda sampai tunggu momentum pasarnya, karena sekarang harga minyak lagi turun,” ujar Tiko sapaan akrabnya.

Dia menyatakan bahwa Kementerian BUMN akan lebih dulu fokus pada perbaikan operasional PHE, serta mendorong peningkatan eksplorasi dan pengeboran. Harapannya, produksi perusahaan dapat meningkat dan sumur-sumur baru bisa ditemukan.

Rencana IPO entitas PT Pertamina (Persero) ini berujung ditunda, setelah sebelumnya digadang-gadang meraih dana jumbo lebih besar dari ‘saudaranya’ PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dan disebut memiliki kapitalisasi pasar hingga Rp300 triliun.

Pencatatan saham perdana PHE bahkan digadang-gadang jadi yang terbesar dalam sejarah Bursa Efek Indonesia dengan target US$2 miliar. Kala itu, PHE dikabarkan ingin melepas porsi 5-10 persen saham kepada publik dan rencana itu ditargetkan selesai pada semester I/2023.

Dalam catatan Bisnis, Menteri BUMN Erick Thohir pernah mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong PHE untuk go public guna meningkatkan produksi minyak dalam negeri.

Dana hasil IPO PHE, kata Erick, bisa digunakan untuk peningkatan produksi minyak, baik akuisisi di luar negeri maupun eksplorasi di dalam negeri termasuk sumur tua.  “Itu perlu uang, itu yang akan kita sehatkan, jangan sampai utang,” ujarnya pada awal Mei 2023.

Adapun, Akseleran menargetkan raihan dana Rp358,61 miliar dari aksi IPO, dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 2,98 miliar saham atau 29 persen dari total saham dicatatkan. Harga awal IPO AKSL berkisar Rp100-Rp120 per saham.

Rencananya, dana perolehan IPO tersebut akan digunakan AKSL untuk menambah lini usaha baru dengan melakukan akuisisi hingga 99 persen saham PT Pratama Interdana Finance (PIF) yang juga merupakan perusahaan pembiayaan.

Akuisisi ini diharapkan akan membuat AKSL mampu menyalurkan pinjaman dengan jumlah ticket size pinjaman per penerima pinjaman yang lebih besar, serta melayani segmen yang lebih luas. Hal ini dinilai akan meningkatkan kinerja penyaluran pinjaman, dan juga kinerja keuangan AKSL untuk kedepannya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper