Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Anjlok, Negosiasi Pagu Utang AS Terhenti

S&P 500 menghentikan reli dua hari, gagal bertahan di atas level psikologis 4.200.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York berakhir melemah pada akhir perdagangan Jumat (19/5/2023) waktu setempat di tengah penurunan saham perbankan dan kekhawatiran anggota parlemen AS yang berjuang mencapai kesepakatan terkait pagu utang AS.

Berdasarkan data Bloomberg, Sabtu (20/5/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,33 persen atau 109,28 poin ke 33.426,63, S&P 500 ambles 0,14 persen atau 6,07 poin k 4.191,98, dan Nasdaq tergelincir 0,24 persen atau 30,94 poin ke 12.657,90.

S&P 500 menghentikan reli dua hari, gagal bertahan di atas level psikologis 4.200. Dana yang diperdagangkan di bursa SPDR S&P Regional Banking senilai US$3,2 miliar merosot hampir 2 persen karena berita Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan kepada pimpinan bank besar bahwa lebih banyak merger mungkin diperlukan.

Negosiasi batas utang menemui jalan buntu lantaran Ketua DPR AS Kevin McCarthy menyalahkan Gedung Putih karena menolak pemotongan pengeluaran.

“Kami harus mendapatkan gerakan dari Gedung Putih dan kami tidak memiliki gerakan apa pun. Jadi ya, kita harus berhenti."" kata McCarthy, yang tidak hadir dalam pertemuan Jumat.

Departemen Keuangan AS hanya memiliki US$92 miliar dana yang tersisa untuk langkah-langkah luar biasa dalam membantu menjaga pembayaran tagihan pemerintah pada 17 Mei 2023. Jumlah itu naik dari sekitar US$88 miliar pada 10 Mei dan berarti bahwa lebih dari seperempat dari US$333 miliar, masih tersedia untuk mencegah pemerintah AS kehabisan ruang pinjaman di bawah batas utang Undang-Undang.

Pasar saham pun bersiap untuk penurunan tajam jika AS gagal menaikkan batas utang dan menunda pembayaran utang pemerintah. Itulah peringatan dari tim ahli strategi UBS.

Analis UBS yang dipimpin Jonathan Pingle menilai meskipun tidak mungkin, jika AS secara resmi gagal bayar dan menunda semua pembayaran di luar pembayaran pokok selama seminggu, S&P 500 akan turun sebanyak 20 persen menuju 3.400.

“Saat ini, kami melihat peluang yang masuk akal, kira-kira 50 persen, bahwa Kongres meloloskan perpanjangan jangka pendek. Namun, mengingat kedua belah pihak mengesampingkan hal itu, penilaian kami bisa sangat salah,” kata Pingle.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper