Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Bisnis-27 dibuka melemah dan terdampar di zona merah, sejalan dengan pelemahan IHSG. Indeks Bisnis-27 memerah tertekan oleh saham-saham seperti MIKA, MDKA, CTRA, dan ADRO.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (25/1/2023) pukul 09.15 WIB, indeks hasil kerja sama dengan harian Bisnis Indonesia ini turun 0,39 persen atau 2,27 poin ke 580,16. Indeks bergerak di kisaran 578,91 hingga 583,14.
Dari 27 konstituen, hanya terdapat 4 saham yang dibuka di zona hijau, 5 saham stagnan, dan sisanya 18 saham lainnya dibuka di zona merah.
Di tengah pelemahan indeks, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) masih mencatatkan penguatan terbesar dengan naik 1,10 persen atau 100 poin ke level 9.150. Selanjutnya, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 0,61 persen ke level 8.275.
Emiten lainnya yang menguat ada TLKM dan AKRA yang naik masing-masing 0,52 persen ke 3.870 dan 0,37 persen ke 1.355.
Sementara itu, saham-saham yang menekan pergerakan indeks Bisnis-27 hari ini dipimpin oleh emiten PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) yang turun 1,93 persen atau 60 poin ke level 3.050. Disusul PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) yang turun 1,62 persen ke level 4.870, dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) yang turun 1,59 persen ke 930.
Baca Juga
Saham lainnya yang mengalami pelemahan ada ADRO, BMRI, dan ESSA, yang masing-masing tercatat turun 1,56 persen, 1,52 persen, dan 1,02 persen.
Adapun, saham yang terpantau stagnan ada INKP yang dibuka tetap di 8.800, KLBF tetap di 2.060, SMGR tetap di 7.100, UNVR tetap berada di 4.830, dan TOWR tetap di 1.115.
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada awal perdagangan Rabu (25/1/2023) ke level 6.839 setelah sempat dibuka ke posisi 6.860,85.
IHSG terpantau melemah dengan penurunan 0,31 persen atau 21,37 poin. Sepanjang awal perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.831-6.871.
Tercatat, 188 saham menguat, 226 saham melemah, dan 194 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau pada posisi Rp9.440,93 triliun.