Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) berpeluang mencatatkan kinerja yang lebih baik seiring potensi pengembangan data center di Indonesia.
Analis NH Korindo Sekuritas, Arief Machrus menyatakan, TLKM telah bekerja sama melalui NeutraDC dengan Singtel, Grup Temasek, untuk mengembangkan bisnis data center dan integrasi layanan Fixed Mobile Convergence (FMC).
“NHKSI Research melihat permintaan data center akan meningkat, seiring agresifnya bisnis digitalisasi dengan peningkatan adopsi Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI) dan teknologi 5G di seluruh wilayah Indonesia,” jelas Arief dalam riset yang dikutip, Jumat (26/8/2022).
TLKM saat ini sedang menyelesaikan proyek Hyperscale Data Center dengan kapasitas maksimal 75 MW di wilayah Batam, Manado, dan kawasan IKN di Kalimantan.
Menurut Arief, hal ini sesuai dengan strategi Telkom Indonesia yaitu Five Bold Moves.
“Ekspansi ini, seiring wilayah tersebut memiliki posisi strategis yang berbatasan dengan eksternal, dan didukung oleh terbatasnya pasokan listrik di Singapura,” imbuhnya.
Baca Juga
Pendapatan TLKM selama semester I/2022 tercatat tumbuh 3,6 persen secara tahunan menjadi Rp72 triliun.
Pertumbuhan pendapatan TLKM didukung segmen data, internet IT services dengan porsi sebesar 54,4 persen.
Selain itu, pendapatan TLKM juga ditopang oleh penghasilan dari Indihome sebesar 19,2 persen, dan sisanya berupa kontribusi segmen SMS, fixed cellular voice, interconnection, serta network other telco services.
Seiring naiknya pendapatan, laba bersih TLKM juga meningkat 6,9 persen menjadi Rp13,3 triliun sepanjang paruh pertama tahun ini.
NH Korindo memproyeksikan pertumbuhan di sisi top line maupun bottom line TLKM yang lebih solid di sisa 2022. Saham TLKM pun mendapat rekomendasi beli dengan target harga Rp5.300 untuk 12 bulan ke depan.
“Saat ini saham TLKM diperdagangkan di level Rp4.600 atau memiliki potensial upside lebih dari 15 persen,” tutupnya.