Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Perdagangan Karbon Indonesia Bisa Mencapai US$565,9 Miliar, Ini Katalisnya

Nilai perdagangan karbon Indonesia cukup tinggi seiring luas area hutan yang dapat menyerap karbon dalam jumlah besar.
Petugas mengecek instalasi di PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021). Pertamina menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 diantaranya melalui pemanfaatan energi rendah karbon dan efisiensi energi sebagai komitmen perseroan terhadap implementasi Environmental, Social and Governance (ESG). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Petugas mengecek instalasi di PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021). Pertamina menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 diantaranya melalui pemanfaatan energi rendah karbon dan efisiensi energi sebagai komitmen perseroan terhadap implementasi Environmental, Social and Governance (ESG). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai perdagangan karbon domestik bisa mencapai US$565,9 miliar seiring luas area hutan yang dapat menyerap karbon dalam jumlah besar.

Head of Carbon Market ICDX Zulfal Faradis mengatakan, data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyebutkan bahwa Indonesia memiliki hutan hujan tropis ketiga terbesar di dunia dengan luas area 125,9 juta hektare yang dapat menyerap emisi karbon sebesar sekitar 25,18 miliar ton.

Lebih lanjut, Indonesia juga memiliki area hutan mangrove dan lahan gambut yang cukup luas, sehingga dapat meningkatkan nilai perdagangan karbon.

“Dari data tersebut, maka total emisi karbon yang mampu diserap Indonesia kurang lebih sebesar 113,18 miliar karbon. Jika pemerintah Indonesia dapat menjual kredit karbon dengan harga US$5 di pasar karbon, maka potensi pendapatan Indonesia mencapai US$565,9 miliar,” papar Zulfal kepada Bisnis, Rabu (6/7/2022).

Sebagai informasi, luas area hutan mangrove di Indonesia saat ini mencapai 3,31 juta hektare dan mampu menyerap hingga 33 miliar karbon untuk seluruh hutan mangrove di Indonesia.

Selain itu, lanjut Zulfal, Indonesia juga memiliki lahan gambut terluas di dunia yakni seluas 7,5 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon mencapai sekitar 55 miliar ton.

Perdagangan karbon sebagai salah satu solusi pemanasan global telah disepakati secara sukarela oleh berbagai negara dalam Perjanjian Paris pada 2015.

Perdagangan karbon dinilai memiliki sejumlah manfaat, antaralain mengatasi permasalahan iklim, menghasilkan pendapatan fiskal, ketahanan energi, hingga memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper