Bisnis.com, JAKARTA — Emiten media PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) menghadapi ketatnya persaingan iklan antar perusahaan fast moving consumer good (FMCG) dan perusahaan media di sisa tahun ini.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya dan Rut Yesika Simak menuturkan, pandangan netral disematkan mengingat persaingan yang cukup ketat dari sisi biaya, antar perusahaan FMCG dan perusahaan media di tengah kenaikan biaya untuk setiap konten on-demand.
“Kami mempertahankan ekspektasi pembelanjaan iklan di tengah meningkatnya inflasi,” tutur mereka dalam riset yang dikutip, Selasa (21/6/2022).
Mengacu pada data Nielsen, tren belanja iklan di Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat di sepanjang 2022 karena adanya pemulihan ekonomi dan aktivitas masyarakat yang kembali normal, di tengah tren kenaikan harga komoditas.
Pada 2021, total belanja iklan di Indonesia mencapai Rp259,7 triliun di semua media seperti televisi, saluran digital, media cetak, serta radio. Jumlah ini bertumbuh 13 persen dibandingkan tahun 2020, dengan televisi tercatat sebagai saluran iklan peringkat pertama.
Total belanja iklan di televisi menyumbang 78,2 persen dari keseluruhan belanja iklan tahun 2021, atau senilai Rp202,5 triliun. Karenanya, potensi televisi sebagai saluran iklan utama dinilai masih cukup besar.
Baca Juga
Lebih lanjut, Mirae menganggap beberapa perusahaan FMCG juga akan memanfaatkan kesempatan di tengah tren kenaikan harga komoditas untuk meningkatkan investasi brand tahun ini.
Hal ini karena margin perusahaan FMCG relatif stabil secara kuartalan berkat momentum Idulfitri. Pasalnya, kenaikan harga jual rata-rata (ASP) tidak memengaruhi volume penjualan, di samping harga CPO yang sudah mulai normal.
“Kami memperkirakan beberapa perusahaan akan menghabiskan lebih sedikit anggaran iklan di televisi untuk tengah tahun 2022 karena ketidakpastian dari inflasi dan daya beli,”
Perusahaan media diperkirakan akan terus fokus pada konten digital dengan memperkuat posisinya di pasar over-the-top (OTT). Sedangkan untuk TV FTA, menurut Mirae, masih menjadi media pembelanjaan iklan yang dominan.
Saham MNCN dipertahankan dengan peringkat beli, target harga Rp1.500 per saham yang didasarkan pada P/E target sepanjang 2022 sebesar 7,5x.
Adapun saham SCMA direkomendasikan untuk hold dengan target harga Rp225 didasarkan pada PE tahun ini sebesar 12x.
“Risiko [investasi] yang ada saat ini adalah peningkatan rate card yang lebih baik dari perkiraan dan kemampuan FMCG untuk membebankan biaya yang lebih tinggi,” tutupnya.
Pada sesi pertama perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/6/2022) saham MNCN terkerek 3,65 persen atau setara 35 poin ke posisi Rp995, sedangkan saham SCMA justru parkir di zona merah dengan koreksi 2,44 persen atau 6 poin ke level Rp240.