Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Kerek Suku Bunga, Bursa Asia Dibuka Variatif

Bursa di kawasan Asia Pasifik dibuka variatif setelah Bank Sentral AS (Federal Reserve) kerek suku bunga sebesar 50 bps dalam FOMC Meeting.
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa di kawasan Asia Pasifik dibuka variatif setelah Bank Sentral AS (Federal Reserve) mengerek suku bunga sebesar 50 bps.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (5/5/2022) pukul 08.40 WIB, indeks Hang Seng menguat 1,41 persen di Hong Kong dan indeks Kospi melemah 0,11 persen di Korea Selatan. Sementara itu, bursa di Jepang, China, dan Indonesia masih tutup.

Sementara itu, yield obligasi di AS melonjak dan dolar AS terpantau melemah. Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia turun 0,10 persen menjadi 102,48.

Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan kenaikan suku bunga sebesar 75 bps bukanlah keputusan yang diinginkan komite. Pernyataan itu sempat membuat pasar reli. Adapun, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 bps dan memberikan sinyal untuk mengambil langkah serupa dalam beberapa pertemuan berikutnya.

“Mengurangi ketidakpastian sangat membantu kembalikan uang ke pasar, baik dalam bentuk obligasi maupun saham,” kata CIO Main Street Asset Management LLC Erin Gibbs, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (5/5/2022).

Selain menaikkan suku bunga, The Fed juga tetap mengurangi kepemilikan surat utang negara atau Treasury AS dan Efek Beragun Aset KPR (Mortgage-backed Securities/MBS) sebesar US$47.5 miliar per bulan, sebelum ditambah menjadi US$95 miliar dalam tiga bulan.

Reaksi pasar dinilai akan berkembang setelah mencermati pernyataan Powell. Adapun, pengetatan moneter telah terjadi di beberapa negara bersamaan dengan kenaikan harga komoditas dan dampak perang Rusia Ukraina ke inflasi yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

CIO Quadratic Capital Management LLC Nancy Davis mengingatkan bahwa pasar tampak terlalu optimistis menilai kekuatan The Fed mengendalikan inflasi.

“Kita mungkin saja akan menghadapi situasi stagflasi,” ujar Davis.

Pelaku pasar pun memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lebih dari 150 bps dalam pertemuannya pada Juni, Juli, dan September. Proyeksi itu menimbulkan keraguan mengenai kenaikan suku bunga sebanyak 3 kali lagi di sisa tahun ini.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper