Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Reksa Dana Berbasis Surat Utang Berpotensi Tertekan, Ini Penyebabnya

Beragam isu global yang membayangi diantaranya rencana tapering off oleh The Fed yang akan dimulai pertengahan November mendatang, percepatan kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada pertengahan tahun 2022 berpotensi menekan kinerja reksa dana berbasis surat utang. 
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Infovesta Utama mengungkapkan beberapa sentimen global berpotensi menekan kinerja instrumen reksa dana berbasis surat utang. Apalagi dalam satu bulan terakhir harga obligasi mengalami penurunan. 

Berdasarkan laporan mingguan Infovesta untuk periode 15 Oktober 2021 - 22 Oktober 2021, kepemilikan investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) telah menyusut hingga Rp15,06 triliun sepanjang tahun 2021. 

Pada laporan disebutkan beragam isu global yang membayangi diantaranya rencana tapering off oleh The Fed yang akan dimulai pertengahan November mendatang, percepatan kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada pertengahan tahun 2022 berpotensi menekan kinerja reksa dana berbasis surat utang. 

Belum lagi juga terdapat krisis likuiditas perusahaan raksasa properti di China, Evergrande. Selain itu, juga terdapat kekhawatiran stagflasi di negara-negara maju yang pada akhirnya memicu fluktuasi pergerakan pasar obligasi. 

“Ditinjau selama sebulan terakhir, tampak harga obligasi tertekan secara berturut-turut,” tulis laporan mingguan Infovesta, dikutip Kamis (28/10/2021). 

Meski demikian, kinerja obligasi melalui Infovesta Government Bond Index dalam pekan lalu bisa kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,10 persen dengan aksi beli asing sebesar Rp5,8 triliun yang kemudian juga berdampak pada kinerja reksa dana berbasis surat utang dalam sepekan yang naik 0,08 persen. 

Lebih lanjut Infovesta mengungkapkan, terkait dengan potensi penarikan dana asing ke depannya akan berpengaruh pada pelemahan nilai tukar rupiah yang akhirnya bisa menekan kinerja reksa dana berbasis surat utang seiring dengan tapering yang akan dimulai pada bulan mendatang. 

Menurutnya dampak tapering sendiri akan tetap terasa meski tidak akan sebesar dampak taper tantrum yang terjadi pada tahun 2013 lalu. 

Infovesta menyampaikan bahwa fundamental ekonomi domestik saat ini sudah cukup baik sehingga memberikan optimisme terhadap ketahanan ekonomi Indonesia saat menghadapi dampak tapering di akhir tahun ini.

“Di sisi lain, fundamental ekonomi domestik yang sudah cukup baik di mana ditunjukkan oleh leading indicator yang terus mengalami perbaikan pasca membaiknya kasus Covid-19,” papar Infovesta. 

Selain itu, juga disampaikan bahwa dukungan Bank Indonesia (BI) melalui triple intervention policy termasuk pembelian SBN di pasar sekunder dan burden sharing antara Kementerian Keuangan dan BI akan bisa menopang kinerja reksa dana pendapatan tetap. 

Sentimen-sentimen di atas diungkapkan akan berdampak pada fluktuasi harga obligasi. Oleh karena itu, Infovesta menyarankan Manajer Investasi untuk mengevaluasi kembali produknya dengan menerapkan sejumlah strategi. 

Infovesta kemudian mencontohkan dengan saran memperbesar porsi obligasi korporasi yang secara harga dan volatilitas pasarnya menurutnya lebih terkendali dibandingkan dengan surat berharga negara.

“Kami memandang bahwa strategi tersebut dapat mendorong kinerja produk reksa dana berbasis surat utang lebih baik ke depannya di tengah gejolak pasar obligasi yang terjadi,” tutup Infovesta.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper