Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terseok-seok, Aliran Modal Asing Diyakini Bakal Tetap Mengalir

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai menerangkan kebijakan fiskal di AS bersifat sementara sehingga berita baiknya negara berkembang seperti Indonesia masih akan kebanjiran aliran modal asing.
Karyawan mengamati pergerakan saham di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan mengamati pergerakan saham di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai tren aliran modal ke negara berkembang (emerging market) masih akan terjadi pada 2021 mengingat stimulus fiskal dari Amerika Serikat (AS) tidak mungkin selamanya diberikan.

Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini mengatakan stimulus fiskal bagaimanapun tetap akan mencapai titik normalisasinya seperti yang akan dilakukan Presiden AS terpilih Joe Biden.

Oleh karena itu, stimulus fiskal bersifat sementara karena mempertimbangkan penawaran dan permintaan. Ketika suplai produksi dilakukan, tetapi permintaan sudah penuh, mau tidak mau penurunan suplai terjadi karena risikonya inflasi.

"Saya bukan big fan fiskal stimulus andalan, di AS stimulus fiskal bisa dilakukan dalam beberapa waktu, tapi pasti ada limitnya, seperti stimulus pada 2008 pun pada 2013 dilakukan normalisasi, mau tidak mau harus normalisasi juga," ujarnya, Jumat (29/1/2021).

Dia menerangkan kebijakan fiskal yang pasti hanya bersifat sementara tersebut hanya akan menyedot perhatian investor dalam jangka pendek, sehingga berita baiknya negara berkembang seperti Indonesia masih akan kebanjiran aliran modal asing.

"Mungkin orang di finansial market itu istilahnya, lets have the party before the police came. Makanya stock cepat naik sekali naik ke 6.400, walaupun cepet turun juga, trennya tetap akan naik," tutur Chatib yang menjabat Menteri Keuangan periode 2013-2014 itu.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengungkapkan aliran modal asing (capital inflow) diyakini akan tetap berada di Indonesia karena bauran kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia dan suku bunga yang menarik.

Dody mengatakan, BI selalu menyiapkan kebijakan-kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Apapun bentuk guncangan yang mungkin muncul, BI akan tetap hadir di pasar keuangan melalui sejumlah kebijakan.

Dia pun meyakini, capital inflow yang masuk akan tetap bertahan di Indonesia. Pasalnya, saat ini kondisi fundamental ekonomi Indonesia sangat kuat. Hal ini diyakini membuat modal yang masuk akan tetap berada di Indonesia.

"Bila modal yang masuk tetap bertahan di Indonesia, diharapkan akan menimbulkan efek yang lebih permanen dalam perekonomian," jelasnya.

Selain itu, perbedaan besaran suku bunga Indonesia dengan Amerika Serikat masih cukup besar. Suku bunga yang ditawarkan Indonesia juga masih lebih atraktif di mata investor bila dibandingkan dengan AS ataupun negara emerging market lainnya.

"Investor akan lebih tertarik menaruh uangnya di Indonesia karena suku bunga yang menarik," ujar Dody.

Berdasarkan data BI, capital inflow pada 2019 mencapai Rp224,2 triliun. Perinciannya, sebesar Rp168,6 triliun masuk ke Indonesia dalam bentuk surat berharga negara (SBN), disusul oleh instrumen saham sebesar Rp50 triliun.

Sementara itu, capital inflow pada obligasi korporasi dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) masing-masing mencapai Rp3 triliun dan Rp2,6 triliun.

Hingga 9 Januari 2020, capital inflow pada 2020 tercatat Rp10,1 triliun. Adapun cadangan devisa Indonesia hingga Desember 2019 sebesar US$129,2 miliar.

Sementara itu, dalam periode tahun berjalan, investor asing masih mencat net buy Rp11,79 triliun hingga Jumat (29/1/2021) pukul 13.43 WIB. Sementara itu, IHSG di awal sesi kedua anjlok 2,12 persen ke level 5.852,95, pelemahan tujuh hari beruntun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper