Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham RI Kinclong Mei 2025, OJK Tetap Waspada Risiko Global

Pasar saham Indonesia menguat pada Mei 2025, namun OJK tetap waspada karena risiko global masih tinggi.
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar saham Indonesia mencatatkan kinerja kinclong pada perdagangan Mei 2025 didorong oleh sejumlah kondisi. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan tetap waspada, sebab down side risk global masih tinggi.

Berdasarkan data OJK, indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan 6,04% secara bulanan (month to date/mtd) sampai 28 Mei 2025 di level 7.175,82. IHSG pun menuju zona hijau, naik 1,35% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) sampai 28 Mei 2025.

Nilai kapitalisasi pasar saham Indonesia mencapai Rp12.420 triliun sampai 28 Mei 2025 naik 6,11% mtd dan telah naik 0,69% ytd.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengatakan pasar saham Indonesia pada Mei 2025 pun telah mencatat masuknya dana asing atau net buy setelah sejak Desember 2024 dana asing secara terus menerus lari atau net sell. Tercatat, net buy asing di pasar saham Indonesia mencapai Rp5,53 triliun sepanjang Mei 2025.

"Di tengah perkembangan dinamika tensi perdagangan dan geopolitik, kinerja pasar saham Indonesia pada Mei 2025 menguat dan menjadi yang tertinggi di kawasan regional," ujar Inarno dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Senin (2/6/2025).

Dalam jawaban tertulis, Inarno juga mengatakan bahwa penguatan IHSG merupakan bentuk kepercayaan dari pelaku pasar terhadap stabilitas sistem keuangan di Indonesia yang masih terjaga, optimisme terhadap kinerja perekonomian domestik, dan kinerja emiten di tengah ketidakpastian global.

Namun, menurutnya down side risk global terpantau masih tinggi dan perlu masih terus dicermati serta diantisipasi ke depan.

OJK pun akan terus meningkatkan kewaspadaan, serta memperkuat koordinasi dan kebijakan dalam upaya memitigasi potensi dampak rambatan faktor-faktor risiko global, sekaligus memperkuat perekonomian dan sektor keuangan dalam negeri.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar juga mengatakan pasar keuangan Indonesia pada Mei 2025 cenderung stabil didorong oleh jeda kebijakan tarif AS. Kemudian, terdapat kesepakatan sementara tarif impor AS dan China.

"Pelaku pasar menyambut baik. Diikuti penurunan volatilitas dan capital inflow," kata Mahendra.

Namun, ke depan, di tengah pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melambat dan proses perundingan dagang yang masih berjalan, perlu dicermati dampaknya terhadap kinerja sektor jasa keuangan Indonesia.

"Lembaga jasa keuangan diminta assasment secara komprehensif. Di sisi lain, OJK sempurnajan kebijakan pasar keuangan, bersinergi dalam rangka menjaga daya saing dan tumbuh berkelanjutan," tutur Mahendra.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper