Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Window Dressing, Investor Asing Berminat ke RI?

Fenomena window dressing akan terjadi di lantai bursa dalam waktu dekat. Lalu bagaimana minat investor asing nantinya?
Karyawan mengamati pergerakan saham di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan mengamati pergerakan saham di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham Indonesia dinilai menjadi salah satu incaran investor asing pada akhir tahun ini. Para pelaku pasar pun dapat mempersiapkan diri menyambut tren yang disebut window dressing iniyang selalu terjadi pada akhir-awal tahun.

Berdasarkan laporan AMP Capital Investors, pasar saham Indonesia dan Meksiko akan menjadi yang diincar investor asing selain pasar China dan Taiwan. Fenomena itu terjadi setelah ketidakpastian politik dari sisi Pemilu AS selesai dan perkembangan vaksin Covid-19 memperlihatkan kemajuan.

Di penghujung masa krisis, investor akan kembali mengakumulasikan saham-saham yang diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi alih-alih mengincar saham dengan value tinggi.

Head of Dynamic Markets AMP Capital Investors Nader Naeimi mengatakan perusahaan teknologi di negara maju sudah cukup dibanjiri oleh likuiditas pada 2020 sementara saham yang sensitif dengan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang terlupakan.

Padahal, ketika perekonomian pulih maka saham-saham di negara berkembang yang akan paling diuntungkan.

“Yang menjadi incaran berikutnya adalah aset-aset di area yang terlupakan,” kata Naeimi seperti dikutip Bloomberg, Minggu (22/11/2020).

Naeimi pun menunjuk pasar saham di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia bakal menjadi tempat menjanjikan pada akhir tahun ini.

Manajer investasi global, Aberdeen Standard Investments, juga memasang posisi bullish untuk pasar saham Indonesia. Pemulihan harga saham di bursa Tanah Air setelah terpukul keras akibat pandemi pada 2020 dinilai bakal outperform dari bursa Asia lainnya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saat ini kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah melambung sekitar 40 persen sejak menyentuh level terendah pada kuartal I/2020. Kendati sejak awal tahun, indeks masih turun koreksi 11,55 persen.

Di kawasan Asia, IHSG tidak sendirian karena Bursa Singapura dan Bursa Thailand jatuh lebih dalam masing-masing sebesar 12,89 persen dan 12,28 persen.

Direktur Investasi Aberdeen Standard Investment di Jakarta Bharat Joshi mengatakan pihaknya belakangan ini bullish terhadap saham-saham di Asia Tenggara.

Menurutnya, ketika investor asing mengalihkan portofolio ke saham-saham yang sensitif terhadap kondisi ekonomi maka saham di Indonesia yang tampak paling menonjol.

Adapun, Indonesia memiliki saham sektor keuangan terbesar di kawasan Asia Tenggara selanjutnya penguatan saham sektor keuangan bakal diikuti oleh saham perusahaan industri dasar dan otomotif.

“Indonesia punya beberapa nama siklikal. Dengan semangat yang kembali ke Asia seiring dengan perkembangan vaksin, Indonesia berpeluang outperform dari tetangganya,” tulis Joshi, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (21/11/2020).

Untuk diketahui, reksa dana Aberdeen Standard Indonesia Equity Fund saat ini memiliki kinerja negatif 4,6 persen atau lebih baik dibandingkan performa IHSG.

Joshi menambahkan ke depannya kenaikan harga komoditas dan program pemulihan ekonomi dari pemerintah Indonesia bakal mampu menaikkan sentimen konsumsi yang selanjutnya bakal mendorong fundamental perusahaan hingga harga sahamnya.

“Memasuki 2021, kami tetap bullish untuk saham sektor keuangan, industri dasar, dan saham siklikal dan perkiraan kami pendapatan dan marjin akan membaik setelah tertekan pada 2020,”  kata Joshi.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper