Bisnis.com, JAKARTA — Tenggat negosiasi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) kian dekat. Investor pasar modal Indonesia diperkirakan masih wait and see mengenai hasil kesepakatan perang dagang ini.
Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan ketegangan dagang antara AS dan sejumlah negara mitra, termasuk potensi dampaknya ke Indonesia menjelang tenggat 9 Juli menjadi perhatian pelaku pasar.
“Jika AS benar-benar menaikkan tarif atau memperketat kebijakan dagangnya, hal ini bisa menekan sektor-sektor yang terpapar ekspor, seperti otomotif, tekstil, atau komoditas tertentu,” kata Felix, Jumat (4/7/2025).
Namun, lanjutnya, saat ini pasar masih bersikap wait and see, karena belum adanya keputusan final dari perang dagang ini.
Di sisi lain, lanjut Felix, kesepakatan dagang antara AS dan Vietnam memang bisa membuat sebagian aliran modal asing berpindah ke Vietnam. Hal ini mengingat Vietnam mendapat preferensi tarif lebih menarik.
Akan tetapi, menurut Felix Indonesia tetap punya keunggulan struktural seperti pasar domestik yang besar, stabilitas makro yang relatif terjaga, dan sektor-sektor andalan seperti perbankan, tambang, dan konsumer yang masih punya prospek kuat.
Baca Juga
“Apalagi jika inflasi rendah dan BI membuka ruang pelonggaran suku bunga, hal ini bisa jadi katalis tambahan,” ujar Felix.
Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya tidak melihat perlunya memperpanjang tenggat waktu 9 Juli yang ditetapkan untuk mencapai kesepakatan perang dagang dengan sejumlah negara guna menghindari kenaikan tarif.
“Saya rasa saya tidak perlu,” ujar Trump dalam wawancara bersama Sunday Morning Futures with Maria Bartiromo yang ditayangkan Fox News dan dikutip dari Bloomberg, Senin (30/6/2025).
Namun, dia menambahkan dirinya bisa saja memperpanjang tenggat tersebut. Trump juga menyebut perpanjangan itu bukan masalah besar.
Pernyataan ini menyusul komentarnya pada Jumat pekan lalu, ketika Trump menyebut pemerintahannya bisa melakukan apa pun yang diinginkan terkait tenggat negosiasi tarif impor AS, termasuk memperpanjang atau mempersingkat waktu yang tersedia.
Di sisi lain, aliran jual asing pada pasar modal Indonesia tercatat masih deras. Selama satu bulan terakhir, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp7,53 triliun di pasar modal Indonesia.
Sementara itu, secara year to date atau sejak awal tahun, sebanyak Rp55,54 triliun dana investor asing lari dari pasar modal Indonesia.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.