Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja cemerlang PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero), atau akrab disebut ASDP, selama beberapa tahun terakhir tak lepas dari kepiawaian manajerial di balik meja. Pada tahun lalu, ASDP berhasil mencatatkan pendapatan Rp3,2 triliun dengan laba bersih Rp315 miliar.
Hasil itu tumbuh signifikan dibandingkan tahun sebelumnya dengan catatan pendapatan sebesar Rp2,79 triliun dan laba bersih Rp253 miliar. Di balik capaian positif perusahaan yang mengoperatori 35 pelabuhan, 203 kapal, 206 rute penyeberangan di Indonesia ini, ada sosok bertangan dingin seorang Direktur Keuangan dan IT PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Djunia Satriawan.
Untuk mengulas lebih jauh kiat, serta strategi jitu ASDP, Bisnis Indonesia telah mewawancarai Djunia belum lama ini. Berikut petikan wawancara tersebut:
Sebagai pemangku kepentingan finansial perusahaan, apa yang bisa Anda jelaskan terkait capaian positif ASDP selama dua tahun berturut-turut ini?
Tantangan industri di penyeberangan adalah pengelolaan yang fully regulated, termasuk regulasi tarif yang ketat, sehingga tidak mudah untuk sekedar menaikkan tarif.
Hal itu menuntut kami untuk terus kreatif mencari peluang-peluang bisnis baru untuk menciptakan pendapatan dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Banyak hal yang dilakukan, seperti memperkuat lini bisnis yang ada saat ini dengan memperbaiki dan menambah alat produksi, misal penambahan dermaga dan kapal.
Lalu ada pengendalian biaya yang berorientasi kepada efektifitas dan safety. Kerjasama korporasi, charter, tol laut dan program pemerintah lainnya dengan tetap mempertimbangkan profitabilitas.
Kemudian menciptakan peluang bisnis baru, yakni pertumbuhan bisnis secara anorganik melalui kerjasama pengelolaan kapal mitra bisnis. Ke depan, langkah ini akan terus dikembangkan mengingat kami tidak perlu investasi, tapi cukup menguasai tanpa memiliki. Dan lain sebagainya.
Di tengah pandemi dan ancaman krisis seperti saat ini, sebagai orang yang bertanggung jawab atas keselamatan finansial perusahaan, apa yang menjadi concern Anda?
Kami menularkan cara kerja yang lebih efisien, membangun kesadaran perusahaan harus tetap survive dan bahkan harus sustain, menciptakan inovasi baru agar bekerja bisa lebih efisien dan efektif walaupun tidak bertemu muka.
Kita harus disiplin, mengurangi pekerjaan yang salah apalagi terkait pemenuhan kewajiban regulasi yang berdampak kepada denda, menggali potensi pendapatan lainnya.
Lalu senantiasa mengembangkan kompetensi, karena bisnis selalu berubah, strong leadership terutama menjadi role model dalam integritas dan etos kerja, berorientasi kepada hasil dan proses.
Budaya brainstorming yang selalu ingin lebih baik untuk mencari solusi dan problem solving. Dan tak lupa awali kerja dengan niat dan cara yang baik, Insha Alloh hasilnya baik.
Seberapa optimistis capaian kinerja ASDP tahun ini di tengah situasi pandemi seperti saat ini? Apa strateginya?
Pandemi Covid-19 merupakan bencana yang sangat memukul dan berdampak langsung hampir kepada seluruh industri, termasuk ASDP, terutama pada saat pemberlakukan PSBB dan larangan mudik.
Kami masih tertolong dengan mobilitas dari kendaraan logistik, terutama yang mengangkut bahan pokok dan alat kesehatan. Namun bulan Juni sudah mulai menunjukkan peningkatan juga.
Lalu jika ditanya seberapa optimistis, apabila dibandingkan dengan target RKAP 2020, sepertinya akan sulit tercapai. Akan tetapi kami telah melakukan simulasi dan penyesuaian RKAP revisi menyesuaikan dengan produksi saat covid-19.
Alhamdulillah, ASDP memiliki likuiditas yang cukup, sehingga perusahaan masih sangat sehat. Strateginya optimalisasi pendapatan dan pengendalian biaya. Fokus pada penugasan pemerintah dan melayani penyeberangan keperintisan.
Di sisi lain, ada segenap inovasi digital yang dilakukan ASDP, bagaimana perkembangan transformasi tersebut saat ini dan nanti?
Transformasi digital merupakan fondasi dasar, yakni aspek penting bagaimana organisasi memberikan nilai kepada pelanggannya. Dalam transformasi digital mencakup aspek People, Process dan Technology.
Ketiga aspek itu untuk mendukung transformasi bisnis model, menciptakan pengalaman baru bagi pelanggan dan pekerja, serta memberdayakan para pekerja untuk menciptakan inovasi dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kepuasan stakeholder.
Ada beberapa sasaran dari transformasi digital yang dilakukan ASDP. Pertama, Revenue Assurance, yakni pengamanan pendapatan dan peningkatan efektifitas proses bisnis ASDP dengan memodernisasi proses bisnis menggunakan IT.
Sasaran kedua, New Revenue Stream, yakni membangun layanan nilai tambah dengan memanfaatkan TI. Contohnya : menjual jasa layanan iklan menggunakan layar digital di pelabuhan dan kapal.
Sasaran ketiga, Penguatan Pondasi TI. Ini menjadi hal mandatori untuk menjamin transformasi digital berjalan, karena teknologi merupakan bagian dari transformasi bisnis.
Sehubungan dengan tanggung jawab besar sebagai salah satu nakhoda ASDP yang harus selalu siaga, adakah itu tak memberatkan kepentingan personal Anda dan keluarga?
Berbagi waktu dengan keluarga bagi saya adalah sesuatu yang mewah. Karena tuntutan pekerjaan kadang menyita waktu untuk keluarga.
Tapi saya sadar bahwa perlu ada keseimbangan hidup (balance of life). Karena sebanyak apapun waktu dipergunakan untuk mengejar obsesi, ada hak keluarga, kesehatan dan ibadah di sana.
Mengejar prestasi itu penting, namun ada sisi manusia yang juga perlu dipenuhi seperti hobi maupun rekreasi. Sejauh ini sebagai orang keuangan, pastinya beban kerja mudah membuat stres, kegiatan rekreasi atau hobi apa yang dilakukan oleh Anda untuk mengurangi dampak tersebut?
Bersepeda, karena ada unsur relaksasi, unsur olahraga. Keluar-masuk kampung dengan sepeda serayal melihat pemandangan dan kehidupan di sepanjang jalan yang menarik, terutama yang jarang saya temui dalam keseharian.
Sepeda memberikan inspirasi, bahwa hidup seperti mengendarai sepeda di mana untuk menjaga keseimbangan harus terus di-gowes dan tetap maju ke depan.
Apa mimpi besar Anda terhadap ASDP ke depan?
ASDP Go Public. Saat ini kita sudah mulai melakukan persiapan, harapannya, bisa lima tahun kedepan sih sudah bisa, semoga.