Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) masih berpotensi volatile mengikuti perkembangan berita terutama terkait trade war dan nilai tukar rupiah.
Dalam riset Samuel Sekuritas yang dikutip pada Selasa (25/9/2018), pasar kembali diramaikan oleh masalah perang dagang. Selain itu, belum lama setelah Amerika Serikat dan China saling mengimplementasikan tarif impor baru, rencana perundingan antara kedua negara itu dibatalkan.
Topik yang menjadi sorotan pelaku pasar adalah masalah politik turut mewarnai bursa saham AS menjelang midterm election di negara itu. Samuel Sekuritas juga menilai berita rencana pengunduran diri Rod Rosenstein yang merupakan tokoh senior Republican menambah ketidakpastian soal politik.
Kalangan investor pun menanti hasil FOMC meeting pada 26 September serta rapat dewan gubernur BI pada 26-27 September menjadi fokus, dimana keduanya diperkirakan menaikkan suku bunga 25bp.
Di dalam negeri, pada perdagangan Senin (24/9/2018), IHSG melemah 1,3% dengan dana asing mencatatkan net buy Rp233 miliar di pasar reguler. Seiring pelemahan mayoritas bursa AS dan penurunan EIDO semalam, mereka melihat IHSG berpotensi melanjutkan pelemahannya hari ini.
Adapum beberapa berita emiten yang menjadi catatan bagi pelaku pasar antara lain:
INDF: Menaikkan harga terigu
Semen: Ekspor semen potensi naik
ADHI: Kerjakan KSO Rp1.2tn
Komoditas : Ekspor empat komoditas wajib gunakan L/C
ANTM: Terima Pencairan Dana US$57 juta
BRMS: Melunasi Tagihan Credit Suisse
TINS : Targetkan Smelter Tanah Jarang Rampung 2019