Bisnis.com, JAKARTA—Emiten peritel sepatu PT Sepatu Bata Tbk. menargetkan pertumbuhan pendapatan di atas 10% pada tahun ini dengan melakukan sejumlah strategi ekspansi dan promosi yang lebih segar.
Hatta Tutuko, Direktur Independen Sepatu Bata, mengatakan bahwa hasil evaluasi atas brand perseroan pada tahun lalu menunjukkan bahwa brand perseroan dipersepsikan sebagai brand yang menampilkan gaya jadul atau zaman dahulu, dengan warna yang monoton dan inovasi yang kurang.
Oleh karena itu, tahun ini perseroan fokus pada perbaikan citra perseroan melalui berbagai strategi, di antaranya menghadirkan inovasi produk yang lebih modern dan sesuai kebutuhan pasar, mengubah konsep gerai BATA, serta menggunakan strategi promosi yang lebih luas.
“Perseroan sekarang ingin meningkatkan citra brand BATA sebagai brand yang stylish comfortable, bukan lagi old-fashion, monotonous color dan less innovation,” katanya, Kamis (28/6/2018).
Perseroan menggelar berbagai promosi dan iklan, di antaranya melalui promosi televisi dan bioskop, media sosial, dan program member get member. Perseroan juga memperluas pasar melalui kerjasama dengan situs belanja daring.
Khusus periode Ramadhan, emiten dengan kode saham BATA ini menggunakan strategi penyebaran video promosi, jasa influencer social media, promosi aktivitas digital, fashion show, penampilan merek di transportasi publik.
Baca Juga
Inderpreet Singh, Direktur Utama Sepatu Bata, mengatakan bahwa perseroan belum merasakan hasil inovasi pada kuartal pertama tahun ini. Kinerja penjualan kuartal pertama tahun ini turun 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni menjadi Rp197 miliar dari Rp200 miliar.
Namun, pada kuartal kedua perseroan sudah mampu membukukan pertumbuhan pendapatan sigle digit sebagai dampak dari aktivitas promosi perseroan selama Ramadhan. Pada semester kedua, perseroan optimistis kinerja pertumbuhan pendapatan akan mencapai doble digit.
“Kami harapkan strategi yang kami lakukan selama semester pertama akan mulai menunjukkan hasilnya pada semester kedua, sehingga kami percaya pada akhir tahun ini bisa tumbuh doble digit dibandingkan capaian 2017,” katanya.
Pada 2017 lalu, penjualan perseroan mencapai Rp975 miliar, turun 3% dibandingkan 2016 Rp1 triliun. Dengan estimasi pertumbuhan 10% saja, penjualan BATA tahun ini akan sekitar Rp1,1 triliun.
Optimisme perseroan juga ditopang oleh ekspansi gerai yang massif pada tahun ini. Pada semester pertama saja, perseroan sudah menambah 20 gerai baru dan merenovasi 45 gerai.
Perseroan akan menambah 20 gerai lagi pada semester kedua dan merenovasi 20 gerai. Gerai yang direnovasi adalah yang sudah berusia di atas 5 tahun.
Perseroan menganggarkan US$3 juta atau sekitar Rp42 miliar untuk ekspansi dan renovasi tersebut. Sekitar US$2 juta di antaranya sudah digunakan pada semester pertama tahun ini.
Per kuartal pertama tahun ini, total gerai perseroan mencapai 522 gerai, hanya bertambah 2 gerai dibandingkan kuartal pertama 2017 sebab selain menambah gerai, perseroan juga banyak menutup gerai.
Namun, perseroan sangat ekspansif pada kuartal kedua ini dan memperkirakan hanya akan menutup 10 gerai hingga akhir tahun.