Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI PASAR: IHSG & Obligasi Masih Tertekan

Tekanan aksi jual oleh investor asing diproyeksi masih berlanjut hingga akhir tahun di pasar saham dan surat utang.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Tekanan aksi jual oleh investor asing diproyeksi masih berlanjut hingga akhir tahun di pasar saham dan surat utang.

Desmon Silitonga, analis Capital Asset Management, menilai suksesi Donald J. Trump yang terpilih sebagai presiden Amerika Serikat membuat tekanan pada pasar surat utang di negara-negara emerging market.

Investor asing melepas portofolio pada surat utang negara-negara berkembang. Terjadi lonjakan yield surat utang dan imbal hasil pun tertekan.

"Yield surat berharga negara (SBN) Indonesia agak meleset dari prediksi awal. Kemarin sempat 6,5%-7,5%, sekarang sampai akhir tahun bisa 6,8%-7,5% bahkan sempat 8% secara teknikal," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (4/12/2016).

Data PT Bursa Efek Indonesia menyebutkan SBN yang tercatat berjumlah 92 seri dengan nominal Rp1.767,08 triliun dan US$1.240 juta. Sedangkan, emisi obligasi dan sukuk mencapai 74 seri dari 49 emiten senilai Rp108,76 triliun sepanjang tahun berjalan.

Desmon menilai tekanan pasar obligasi tidak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan, yield obligasi di Amerika Serikat juga terus melonjak dari normal 1,5% mejadi 2%. Yield SBN Indonesia pada tahun depan diproyeksi tidak akan turun di bawah 7%.

Investor asing diperkirakan masih menjaga arus kas di pasar obligasi. Pekan lalu saja, investor asing masih melepas portofolio sebesar Rp1 triliun hingga Rp2 triliun. Meski mini, net sell investor asing itu bakal berpengaruh pada investor lain dan terus mendongkrak yield.

Imbal hasil di pasar SBN terus merosot hingga di level 13%. Padahal, return yang tercatat di Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) sempat menyentuh level 20% saat yield 6,5%. Tekanan juga berimbas ke return obligasi korporasi dari 17% menjadi 11%.

Dia memerkirakan sampai akhir tahun masih akan ada tekanan jual. Namun, pemerintah mengantisipasi dengan sejumlah mekanisme yang dibantu oleh Bank Indonesia di pasar SBN.

Dihubungi secara terpisah, Senior Market & Technical Analyst PT Daewoo Securities Indonesia Heldy Arifien, mematok target Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada level moderat. Sebelumnya, Daewoo menargetkan IHSG akhir tahun lebih optimistis dengan penutupan pada 5.600.

"Kami belum merevisi target, hanya menempatkan target di level moderat 5.425, tidak pada sisi optimis 5.600," katanya.

Meski belum memasukkan faktor Trump dalam target portofolio sebelumnya, Heldy memerkirakan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini terbilang konservatif. Sehingga, IHSG secara teknikal akan berada pada level 5.400.

Kendati begitu, pelaku pasar asing diperkirakan mulai melakukan aksi window dressing dengan hit and run pada perdagangan pekan lalu. Tendensi window dressing investor asing mulai tampak pada capaian net buy setiap sesi pertama pekan lalu.

Manager investasi akan melakukan rekonsiliasi portofolio demi menutup buku di zona positif. Waktu efektif penghujung tahun ini sekitar dua pekan akan dimanfaatkan untuk window dressing meskipun tidak sebesar harapan para pelaku pasar.

Pelaku pasar ritel disarankan untuk mengambil posisi trading memanfaatkan momentum jangka pendek. Sektor pertambangan diperkirakan masih melaju akibat dorongan sejumlah sentimen di pasar komoditas.

Pekan ini, IHSG diproyeksi bergerak di level 5.190-5.240 dengan volatilitas yang rendah. Pelaku pasar akan memburu saham-saham lapis kedua, dan perbankan serta consumer goods untuk saham-saham blue chip.

Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir menuturkan tengah mempertimbangkan untuk merevisi target IHSG akhir tahun ini. Mansek berencana merevisi turun target IHSG setelah terjadi tekanan yang cukup dalam pada perdagangan November 2016.

Begitu pula dengan Robertus Yanuar Hardy Kepala Riset PT Reliance Securities Tbk., yang mengkaji untuk merevisi turun target IHSG akhir tahun. Namun, pihaknya belum menentukan target level baru IHSG di sisa penghujung tahun ini.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper