Bisnis.com, JAKARTA- Bank Indonesia mengungkapkan defisit transaksi berjalan (CAD) pada kuartal I/2016 mencapai US$ 4,67 miliar (2,14% PDB), turun dibanding kuartal IV/2015sebesar US$ 5,07 miliar (2,37% PDB).
Namun meningkat jika dibandingkan dengan kuartal I/2015 yang sebesar US$ 4,14 miliar (1,94% PDB).
Tapi secara keseluruhan, neraca pembayaran Indonesia (BOP) pada kuartal I/2016 mengalami defisit sebesar US$ 0,3 miliar, setelah mencatat surplus US$ 5,09 miliar pada kuartal IV/2015 dan surplus US$ 1,30 miliar pada kuartal I/2015.
Defisit BOP yang terjadi pada kuartal I/2016 tersebut seiring dengan penurunan surplus transaksi modal dan finansial (dari US$9,83 miliar pada kuartal IV/2015 menjadi US$4,17 miliar), yang tidak mampu menutupi CAD.
Turunnya surplus transaksi modal dan finansial diantaranya didorong oleh pembayaran utang luar negeri yang melebihi penarikan utang luar negeri baru oleh pihak swasta.
“Hal ini mengindikasikan bahwa sektor swasta lebih berhati-hati dalam menarik pinjaman luar negeri baru, ditengah masih tingginya ketidakpastian kondisi ekonomi,” tulis HP Analytics dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (16/5/2016).
Kebijakan tax amnesty, potensi predikat Investment Grade dari Standard & Poor’s (S&P), ujarnya, diharapkan dapat menjadi sentimen positif yang mendorong pertumbuhan transaksi modal dan finansial guna menekan defisit neraca pembayaran kedepan.