Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Underwriter Obligasi: Market Share anak Usaha BUMN Capai 33%

Market share penjamin emisi obligasi korporasi yang berbentuk anak usaha Badan Usaha Milik Negara tahun ini mencapai 33,02% dengan total emisi Rp17,29 triliun.
Bursa Efek Indonesia/JIBI-Endang Muchtar
Bursa Efek Indonesia/JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA— Market share penjamin emisi obligasi korporasi yang berbentuk anak usaha Badan Usaha Milik Negara tahun ini mencapai 33,02% dengan total emisi Rp17,29 triliun. Komposisi market share tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 24,55% saja.

 

Berdasarkan data Bloomberg, total penerbitan obligasi sepanjang tahun ini (per 26 November 2015) mencapai Rp56,05 triliun atau lebih tinggi 13,87% dibandingkan dengan pencapaian sepanjang tahun lalu yang senilai Rp49,22 triliun. Peningkatan jumlah dan nilai emisi penerbitan obligasi ternyata  memberikan berkah bagi underwriter anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

 

Berada di urutan pertama sebagai underwriter dengan market share terbesar adalah PT Mandiri Sekuritas dengan 13,59% dan nilai emisi Rp7,11 triliun. Posisi pertama berhasil direbut Mansek dari PT Indo Premier Securities yang tahun lalu berada di posisi pertama. Saat ini, Indo Premier Securities duduk di posisi kedua dengan market share 13% dengan nilai nilai emisi Rp6,80 triliun.

 

Underwriter anak usaha BUMN lainnya yang berhasil masuk ke posisi lima besar adalah PT Danareksa Sekuritas yang ada di tempat ketiga dengan market share 10,46% dan nilai emisi yang berhasil dikumpulkan Rp5,47 triliun. Danareksa berhasil naik posisi dari tahun sebelumnya yang ada di posisi ke-5.

 

Kemudian, di posisi lima ada PT Bahana Securities dengan market share 8,97% dan emisi Rp 4,699 triliun. Sementara di posisi empat ada CIMB dengan market share 9,12%.Bila dilihat dari tahun ke tahun, sejak 2012-2014, posisi teratas selalu diisi oleh PT Indo Premier Securities. Terakhir, Mansek ada di posisi pertama pada 2011.

 

Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Laksono Widodo mengatakan bisnis penjaminan emisi obligasi dan saham tahun ini diperkirakan akan memberikan kontribusi hingga 30% ke pendapatan perseroan secara keseluruhan. Menurutnya, porsi tersebut tidak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya.

 

Meski sama-sama ada posisi teratas sebagai penjamin emisi obligasi dan juga penjamin emisi saham, Laksono mengatakan fee yang diperoleh dari penjaminan emisi saham lebih menguntungkan dibandingkan dengan obligasi.

 

“Kami perkirakan porsi bisnis penjaminan emisi bisa sampai 30% tahun ini. Kalau ditanya soal fee, jelas lebih besar fee untuk saham,” kata Laksono kepada Bisnis, Kamis (26/11).

 

Meski demikian, Laksono pernah mengatakan pasar obligasi tahun ini cukup bagus dibandingkan dengan pasar saham. Investor dinilai bisa mendapatkan imbal hasil yang lebih baik di pasar obligasi tahun ini.

 

Dia menilai, tidak begitu terpengaruhnya pasar obligasi dengan berbagai sentimen yang ada membuat aksi penerbitan obligasi marak sepanjang tahun ini. Menurutnya, hampir tidak ada perusahaan yang menunda penerbitan obligasinya tahun ini.

 

Saat ini, emisi obligasi enam perusahaan senilai Rp9 triliun sudah masuk dalam pipeline Mansek November-Desember. Adapun untuk saham, Mansek mengaku tak punya lagi proyek emisi. 

 

Pada sisi lain, sama halnya pada penjaminan emisi obligasi, Mansek juga diketahui berhasil ada di urutan pertama untuk penjaminan emisi saham (IPO dan rights issue) dengan market share 15,04% dan emisi Rp4,84 triliun. Namun demikian, posisi lima besar lainnya tidak diisi oleh underwriter anak usaha BUMN maupun sekuritas lokal lainnya.

 

Posisi lima besar lainnya diisi oleh sekuritas asing, yakni UBS di posisi kedua. Disusul oleh Citi, Goldman Sachs, dan JP Morgan di posisi tiga hingga lima.Bila dilihat, jumlah penerbitan IPO dan rights issue tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper