Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Konstruksi Revisi Target Kontrak Baru, Kenapa?

Dua dari empat perusahaan pelat merah sektor konstruksi memangkas target perolehan kontrak baru tahun ini akibat perlambatan ekonomi dan mundurnya sejumlah proyek pemerintah.

Bisnis.com, JAKARTA—Dua dari empat perusahaan pelat merah sektor konstruksi memangkas target perolehan kontrak baru tahun ini akibat perlambatan ekonomi dan mundurnya sejumlah proyek pemerintah.

Sekretaris Perusahaan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Taufik Hidayat mengatakan perseroan memangkas target perolehan kontrak baru tahun sebesar Rp2 triliun.

Awalnya, emiten berkode saham PTPP itu membidik perolehan kontrak baru tahun ini sebesar Rp24 triliun. Namun, manajemen PTPP merevisi target kontrak baru menjadi Rp22 triliun sepanjang tahun ini.

"Beberapa proyek baru mundur, kira-kira [perolehan kontrak baru hingga] akhir tahun ini menjadi Rp21 triliun-Rp22 triliun," ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (7/10/2014).

Menurutnya, mundurnya proyek-proyek pemerintah terjadi akibat adanya pemotongan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, proyek sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) juga mundur dari masa tender yang awalnya akan dilakukan akhir tahun.

Dia menegaskan, proyek-proyek yang mundur tersebut akan kembali didapatkan perseroan pada 2015 mendatang. Kendati demikian, dia optimistis target perolehan laba bersih PTPP mencapai Rp520 miliar-Rp600 miliar karena kinerja order book yang masih tinggi.

Hingga kuartal III/2014, perolehan kontrak dari tahun lalu atau carry over mencapai Rp20 triliun. Hingga akhir tahun perseroan membidik target order book mencapai Rp40 triliun-Rp45 triliun.

PTPP meraih kontrak baru sebesar Rp12 triliun atau 50% dari target awal tahun sebesar Rp24 triliun. Perseroan membidik dapat meraih total order book sebesar Rp14-15 triliun hingga akhir tahun.

Emiten BUMN konstruksi lainnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. juga merevisi target perolehan kontrak baru sepanjang tahun ini sebesar Rp5,9 triliun. Revisi target itu akibat mangkraknya proyek pembangunan monorel Jakarta dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Direktur Keuangan Adhi Karya Supardi mengatakan perseroan merevisi target kontrak baru menjadi Rp15,2 triliun dari target pada awal tahun Rp21,1 triliun. Target tersebut tumbuh 40,3% dari tahun sebelumnya.

Emiten berkode saham ADHI itu juga merevisi target pendapatan usaha menjadi Rp10,5 triliun dan laba usaha diproyeksi mencapai Rp1,1 triliun atau tumbuh 22,2% dari tahun sebelumnya. Adapun laba bersih perseroan ditargetkan dapat meningkat 5,1% menjadi Rp426,5 miliar dari tahun sebelumnya.

"Kami mengikuti pasar yang ada sekarang, mudah-mudahan lebih dari itu," jelasnya baru-baru ini.

Tercatat, hingga Agustus perseroan baru berhasil untuk meraih kontrak baru sebesar Rp4,5 triliun. Hingga paruh pertama tahun ini, emiten berkode saham ADHI itu membukukan laba bersih sebesar Rp59,91 miliar dengan pendapatan sebesar Rp3,19 triliun.

Optimistis Tercapai

Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Haris Gunawan mengatakan perseroan tidak melakukan revisi target perolehan kontrak baru hingga akhir tahun yakni mencapai Rp18,7 triliun.

Hingga akhir September 2014, emiten berkode saham WSKT tersebut membukukan kontrak baru sebesar Rp13,048 triliun,  atau mencapai 69,7% dari total target sepanjang tahun ini.

“Masih firm dengan target, tidak ada revisi,” katanya melalui pesan singkat.

Suradi, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mengatakan hingga September 2014, perseroan telah meraih kontrak baru sebesar Rp11,6 triliun. Perolehan tersebut mencapai 44,9% dari target awal tahun sebesar Rp25,83 triliun.

"Kami masih yakin kontrak baru dapat dicapai dan belum ada revisi," ungkapnya saat dihubungi terpisah.

Emiten berkode saham WIKA membidik target perolehan laba bersih tahun ini sebesar Rp678 miliar lebih tinggi dari sebelumnya Rp570 miliar. Target kontrak baru mencapai Rp25,83 triliun dengan penjualan diproyeksikan mencapai Rp14,09 triliun.

Dia menyebutkan perolehan kontrak baru hingga September tersebut membuatmanajemen optimistis target hingga akhir tahun dapat tercapai. Sejumlah proyek yang telah lolos tender tetapi belum diumumkan diyakini dapat menambah perolehan kontrak baru WIKA.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper