Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menguat Tipis, Pasar Nantikan Hasil Pertemuan Gedung Putih soal Ukraina

Dolar AS menguat tipis di tengah fokus pasar pada pertemuan Gedung Putih terkait Ukraina, sementara investor menanti kebijakan The Fed di Jackson Hole.
Pegawai menunjukan mata uang dolar AS dan rupiah di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (15/7/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang dolar AS dan rupiah di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (15/7/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Ringkasan Berita
  • Dolar AS menguat tipis terhadap mayoritas mata uang utama, dengan indeks dolar naik 0,31% ke posisi 98,122, di tengah meningkatnya tensi geopolitik terkait pertemuan Gedung Putih mengenai Ukraina.
  • Investor menantikan simposium tahunan bank sentral AS di Jackson Hole, di mana Ketua The Fed Jerome Powell akan memaparkan prospek ekonomi dan kebijakan suku bunga.
  • Aset kripto melemah dengan Bitcoin turun 0,3% dan Ethereum merosot 0,6%, sementara pasar saham Jepang mencatat rekor tertinggi baru.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat menguat tipis terhadap mayoritas mata uang utama pada perdagangan Selasa (19/8/2025), di tengah fokus pasar global pada pertemuan Gedung Putih dengan negara-negara Eropa yang dinilai krusial bagi masa depan konflik Ukraina.

Melansir Reuters, indeks dolar tercatat naik 0,31% ke posisi 98,122, seiring meningkatnya tensi geopolitik setelah Presiden AS Donald Trump berjanji kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa Washington akan menjamin keamanan Kyiv dalam setiap kesepakatan damai dengan Rusia.

Analis pasar independen Tina Teng mengatakan pasar masih berhati-hati, karena para pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan implikasi-implikasi untuk pasar energi global.

"Dolar AS kian kokoh terhadap sejumlah mata uang utama, sementara sentimen risk-on masih mendominasi pasar saat ini," tambahnya, seperti dikutip Reuters.

Euro diperdagangkan stabil di level US$1,1667, berada di kisaran sempit dalam dua pekan terakhir.

Investor kini menanti arah baru dari simposium tahunan bank sentral AS di Jackson Hole, di mana Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan memaparkan prospek ekonomi sekaligus kerangka kebijakan suku bunga.

Minimnya agenda data ekonomi pada Selasa serta libur musim panas di belahan bumi utara membuat katalis pasar terbatas.

Namun, berbeda dengan pasar tradisional, aset kripto justru melemah. Bitcoin turun 0,3% menandai penurunan tiga hari berturut-turut usai rekor pekan lalu, sementara Ethereum merosot 0,6% setelah gagal menembus rekor harga baru.

Dolar AS juga diperdagangkan stabil di 147,835 yen, mendekati puncak kisaran bulanan. Pasar saham Jepang mengawali perdagangan positif, dengan Nikkei 225 dan Topix sama-sama mencatat rekor tertinggi baru.

Di sisi lain, dolar Australia menguat 0,1% ke US$0,6495 didorong lonjakan indeks sentimen konsumen Westpac ke level tertinggi dalam tiga setengah tahun. Dolar Selandia Baru menguat tipis ke US$0,5924, sementara poundsterling naik 0,1% ke US$1,351 dari level terendah yang tercatat pekan lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro