Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat menguat tipis terhadap mayoritas mata uang utama pada perdagangan Selasa (19/8/2025), di tengah fokus pasar global pada pertemuan Gedung Putih dengan negara-negara Eropa yang dinilai krusial bagi masa depan konflik Ukraina.
Melansir Reuters, indeks dolar tercatat naik 0,31% ke posisi 98,122, seiring meningkatnya tensi geopolitik setelah Presiden AS Donald Trump berjanji kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa Washington akan menjamin keamanan Kyiv dalam setiap kesepakatan damai dengan Rusia.
Analis pasar independen Tina Teng mengatakan pasar masih berhati-hati, karena para pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan implikasi-implikasi untuk pasar energi global.
"Dolar AS kian kokoh terhadap sejumlah mata uang utama, sementara sentimen risk-on masih mendominasi pasar saat ini," tambahnya, seperti dikutip Reuters.
Euro diperdagangkan stabil di level US$1,1667, berada di kisaran sempit dalam dua pekan terakhir.
Investor kini menanti arah baru dari simposium tahunan bank sentral AS di Jackson Hole, di mana Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan memaparkan prospek ekonomi sekaligus kerangka kebijakan suku bunga.
Baca Juga
Minimnya agenda data ekonomi pada Selasa serta libur musim panas di belahan bumi utara membuat katalis pasar terbatas.
Namun, berbeda dengan pasar tradisional, aset kripto justru melemah. Bitcoin turun 0,3% menandai penurunan tiga hari berturut-turut usai rekor pekan lalu, sementara Ethereum merosot 0,6% setelah gagal menembus rekor harga baru.
Dolar AS juga diperdagangkan stabil di 147,835 yen, mendekati puncak kisaran bulanan. Pasar saham Jepang mengawali perdagangan positif, dengan Nikkei 225 dan Topix sama-sama mencatat rekor tertinggi baru.
Di sisi lain, dolar Australia menguat 0,1% ke US$0,6495 didorong lonjakan indeks sentimen konsumen Westpac ke level tertinggi dalam tiga setengah tahun. Dolar Selandia Baru menguat tipis ke US$0,5924, sementara poundsterling naik 0,1% ke US$1,351 dari level terendah yang tercatat pekan lalu.