Bisnis.com, JAKARTA—PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) kemungkinan menaikkan nilai investasi proyek pembangunan dua pabrik baru di Rembang (Jawa Tengah) dan Padang (Sumatra Barat) 8,5% dari semula Rp7 triliun menjadi Rp7,6 triliun karena nilai tukar rupiah yang terus merosot terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto menuturkan produsen semen pelat merah sedang membangun proyek pabrik di Rembang dengan proyeksi investasi sekitar Rp4 triliun dan Indarung VI, Padang, senilai Rp3 triliun.
Dari total kebutuhan investasi dua pabrik tersebut, perseroan membutuhkan investasi dengan mata uang asing (valuta asing) sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun, terutama untuk pembelian mesin produksi dari Jerman dan AS.
Sementara itu, sisa kebutuhan dana lainnya Rp4 triliun hingga Rp4,5 triliun berbentuk mata uang rupiah.
“Nah, keperluan dalam bentuk mata uang dollar AS ini yang terpengaruh dengan melemahnya nilai tukar rupiah,” ungkapnya seperti diberitakan Bisnis Indonesia, Rabu (4/12/2013).
Menurutnya, kebutuhan dollar AS itu diprediksi akan membengkak 15%—20% karena pelemahan rupiah. Hal itu disebabkan Semen Indonesia hanya mengasumsikan kurs rupiah hanya di kisaran Rp9.500 per dollar AS dalam studi kelayakan (feasibility study/FS) dua proyek tersebut.
Dalam perjalanannya, ternyata rupiah terus melemah sejak pertengahan tahun sehingga membuat perseroan melakukan evaluasi terhadap rencana penggunaan dananya. (ra)