Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku pasar berharap Bursa Efek Indonesia (BEI) dan regulator pasar lainnya tidak banyak melakukan intervensi perdagangan pada tahun 2025.
Pengamat Pasar Modal sekaligus Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan dirinya berharap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menembus level 8.000 pada tahun depan.
"Selain itu, emiten baru juga berkualitas dengan kapitalisasi pasar yang besar," ujar Budi, Kamis (19/12/2024).
Di sisi lain, Budi juga berharap agar Bursa dan otoritas pasar lainnya tidak asal meloloskan emiten baru pada tahun depan.
Budi juga meminta agar tidak banyak suspensi, unusual market activity, kebijakan full call auction (FCA), dan intervensi perdagangan lainnya dari otoritas dan regulator pasar modal tanpa alasan yang jelas tahun depan.
"Terakhir, tingkatkan perlindungan untuk investor terutama ritel," ucap Budi.
Baca Juga
Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia Verdi Ikhwan menuturkan Bursa yang pasti secara rutin akan menyampaikan edukasi dan sosialisasi pada tahun depan.
Di samping itu, lanjut Verdi, pada dasarnya Bursa selalu melakukan reviu rutin terhadap kebijakan yang telah dikeluarkan. Bursa menurutnya juga menyadari pergerakan pasar sangat dinamis, dan cepat.
"Kami tidak pernah tutup mata terhadap perkembangan tersebut. jadi evaluasi apa saja yang kami lakukan tahun depan, semua kebijakan by default kami lakukan evaluasi," ujar Verdi.
Verdi juga menuturkan untuk tahun depan, BEI optimistis masih akan pertumbuhan kinerja saham-saham yang ada di pasar modal. Dia meyakini tahun depan IHSG dapat menyentuh level ATH baru lagi, setelah tahun ini menyentuh ATH pada level 7.905 saat penutupan perdagangan 19 September 2024.
"Saya cukup yakin tahun depan kita bisa ATH baru lagi. Selain itu, market cap kita masih sekitar US$800 miliar. Kami masih cukup yakin tahun depan bisa tembus US$1 triliun karena ada IPO baru dan penguatan rupiah misalnya," kata Verdi.