BISNIS.COM, LONDON--Saham negara-negara berkembang jatuh untuk hari kedua sebaliknya imbal hasil obligasi naik.
Adapun nilai tukar rupee India turun ke rekor baru di tengah spekulasi Federal Reserve akan mengurangi stimulus ekonomi. Lira rebound setelah Turki melepas dolarnya.
Indeks MSCI Emerging Markets turun 1,1% menjadi 907,92 pada 2:15 PM di New York, menambah kerugian sebanyak 1,4% setelah Brasil Ibovespa rebound dari terjun minggu lalu.
Rupee India turun di bawah rekor sebelumnya pada 26 Juni, sementara lira menguat setelah bank sentral menjual valuta asing yang paling dalam 12 tahun.
JPMorgan Chase & Co menyatakan permintaan para investor premium terhadap utang emerging market atas Treasuries AS naik 0,07%menjadi 327 basis poin.
Saham di negara-negara berkembang Asia memimpin kerugian, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 3,7% setelah perkiraan lebih kuat atas data pekerjaan AS pada 5 Juli mendorong spekulasi The Fed akan memangkas stimulus moneter.
Kekacauan politik juga memberikan kontribusi terhadap penurunan setelah puluhan orang tewas dalam bentrokan antara militer dan pendukung Presiden Mesir terguling Mohamed Mursi.
"Tindakan hari ini masih didorong oleh pelonggaran kuantitatif yang memperuncing ketakutan," tutur Sean Lynch, analis Wells Fargo Private Bank seperti dikutip Bloomberg.
Saham-saham teknologi dan keuangan masih memimpin penurunan antara 10 industri dalam Indeks MSCI Emerging Markets. (ra)