BISNIS.COM, JAKARTA— Harga saham emerging market menguat ke level tertinggi selama hampir enam bulan, namun keuntungan obligasi terpuruk.
Sementara itu kesulitan likuiditas di China mulai mereda, namun spekulasi muncul bahwa bank sentral AS akan mempertahankan stimulus.Saham-saham Brazil dilaporkan terus menguat hingga hari keempat.
Indeks MSCI Emerging Markets menanjak 1,8% menjadi 901,98 atau rally terbesar sejak 2 Januari. Saham Industrial & Commercial Bank of China Ltd., bank terbesar di dunia, melejit 6,8%, sedangkan Philippine Stock Exchange Index merosot ke level terendah sejak 2008.
Keuntungan nilai tukar emerging market dan rupee India anjlok ke level terendah. Minat para investor premium untuk memborong obligasi emerging market di bursa AS menurun, menurut JPMorgan Chase & Co.
Harga saham emerging market tergeret reli saham global setelah sebuah laporan pemerintah menyebutkan pertumbuhan ekonomi Amerika lebih rendah dari perkiraan pada triwulan pertama sehingga memicu spekulasi bank sentral AS akan terus membeli obligasi.
“Tingkat pertumbuhan yang moderat di AS cenderung menguntungkan bagi harga saham,” ujar Audrey Kaplan, kepala bagian saham internasional Federated Investors yang juga menjabat sebagai senior portfolio manager pada Federated InterContinental Fund sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (27/6/2013).
Sepuluh kelompok usaha pada Indeks MSCI Emerging Markets naik hari ini dipicu oleh saham keuangan, industri, dan barang konsumen. (ltc)