BISNIS.COM, NEW YORK--Harga minyak mentah dunia West Texas Intermediate (WTI) menguat dari level rendah selama 4 bulan pada sinyal bahwa penurunan baru-baru ini yang sudah berlebihan.
Kebijakan pemerintah Spanyol yang akan menjual lebih banyak surat utang dibandingkan dengan rencana awal juga menjadi faktor pemicu penaikan harga WTI.
Berdasarkan data Bloomberg, minyak mentah WTI untuk pengiriman Mei menguat U$1,05 pada penutupan perdagangan pada level US$87,73 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga tersebut merupakan penguatan terbesar sejak 26 Maret. Kontrak itu sebelumnya turun ke level US$85,61, level terendah intraday sejak 11 Desember.
Volume perdagangan untuk semua kontrak tercatat 49% di atas rerata 100 hari hingga pukul 3.43 sore.
Sementara itu, harga minyak brent untuk pengiriman Juni menguat US$1,44 atau 1,5% ke level US$99,13 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London. Itu merupakan penaikan pertama sejak 6 hari perdagangan.
Brent sempat menyentuh level US$96,75, level terendah sejak 2 Juli. Volume transaksi di semua kontrak semalam tercatat 38% lebih tinggi dari rerata 100 hari.
"Investor melihat harga ini sebagai nilai yang baik," kata Bill O'Grady, Kepala Analis Pasar di Confluence Investment Management di St Louis seperti dikutip Bloomberg.
"Kami bertahan di atas US$85 dan sekarang kelihatan seperti pasar akan ke level baru dari US$85 ke US$100," ujarnya.
Indeks relatif WTI 14 hari telah tergelincir di bawah 30 hari kemarin, menandakan harga kemungkinan telah jatuh terlalu jauh. Harga komoditas menguat dengan euro karena Spanyol menjual obligasi 10 tahun pada yield terendah sejak September 2010 dan biaya pinjaman untuk pemerintah di seluruh Eropa menurun.