BISNIS.COM, NEW YORK--Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) jatuh ke level terendah pada tahun ini karena pertumbuhan ekonomi China tak disangka lebih rendah dari perkiraan yang meningkatkan kekhawatiran bahwa permintaan dari minyak dari negara konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu akan melambat.
Berdasarakan data Bloomberg, Selasa (16/4/2013), harga WTI untuk pengiriman Mei turun US$2,58 atau 2,8% pada level US$88,71 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah penutupan sejak 24 Desember.
Harga melanjutkan penurunan setelah lantai perdangangan ditutup. Volume perdagangan untuk semua kontrak tercatat 69% di atas rerata 100 hari pada pukul 5.14 sore waktu New York.
Penurunan harga di bawah US$90 itu karena PDB China pada kuartal I/2013 dilaporkan hanya 7,7% atau lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei Bloomberg yakni 8% dan lebih rendah dari PDB kuartal IV/2012 sebesar 7,9%.
Sementara itu, harga minyak brent untuk pengiriman Mei yang akan berakhir hari ini, turun US$2,72 atau 2,6% ke level US$100,39 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London, setidaknya sejak 11 Juli. Volume transaksi tercatat 28% di atas rerata 100 hari. Kontrak Juni yang paling aktif ditransaksikan turun US$2,41 pada akhir sesi perdagangan pada level US$100,63. Kontrak tersebut turun sebanyak 3,8% ke level US$99,12 setelah penutupan.
"Kami melihat kegilaan menjual sekarang, dan gambaran makroekonomi global agak redup," kata Stephen Schork, Presiden Schork Group Inc di Villanova Pennyslvania seperti dikutip Bloomberg.
"Anda punya banyak pengaruh untuk ditempatkan pada sisi bearish dari pasar minyak. Ini sangat sulit untuk melihat di mana pertumbuhan berada," ujarnya.