RS Siloam (SILO)
PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) tidak menerangkan secara spesifik dalam laporan keuangan perseroan mengenai kontribusi BPJS terhadap aset perseroan. Namun, SILO mencatat piutang usaha dari perusahaan/korporasi senilai Rp1,91 triliun. Angka itu susut dari Rp1,99 triliun piutang usaha perusahaan atau korporasi kepada SILO per Desember 2024.
Susutnya piutang SILO dari perusahaan/korporasi, turut membuat susut jumlah aset lancar perseroan menjadi Rp2,77 triliun pada Juni 2025. Sebelumnya, pada Desember 2024, jumlah aset SILO tercatat sebesar Rp4,32 triliun.
Dari sisi profitabilitas, SILO membukukan pendapatan senilai Rp6,10 triliun pada paruh pertama 2025. Pendapatan SILO meningkat 1,46% year on year (YoY) dari Rp6,01 triliun pada periode yang sama 2024.
Dari 17 rumah sakit Siloam yang tersebar di seluruh Indonesia, pendapatan perseroan terbesar datang dari Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi, yang membukukan pendapatan senilai Rp776,40 miliar pada periode Januari–Juni 2025. Rumah sakit yang khusus menangani pengobatan kanker ini mampu membukukan pertumbuhan dengan naik 0,13% YoY dari Rp775,37 miliar pada periode yang sama 2024.
Dengan meningkatnya pendapatan Siloam, perseroan turut membukukan beban pokok pendapatan yang meningkat menjadi Rp3,80 triliun pada periode Januari–Juni 2025. Beban pokok itu naik dari Rp3,65 triliun pada periode yang sama 2024.
Alhasil, Siloam mampu mencatatkan laba bruto senilai Rp2,30 triliun pada periode ini, turun dari Rp2,36 triliun pada periode yang sama 2024. Namun, beban pajak Siloam susut, menjadi hanya Rp165,31 miliar pada periode paruh pertama 2025.
Hal itu yang menyebabkan Siloam masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai Rp456,82 miliar pada paruh pertama 2025. Laba bersih SILO naik 45,35% YoY dari Rp314,28 miliar pada periode yang sama 2024.