Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menanjak 6,28% selama sebulan terakhir, dengan investor asing yang mulai masuk ke saham-saham big caps. Rotasi sektoral atau saham dapat dilakukan investor seiring dengan tren penguatan IHSG ini.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan dengan penguatan IHSG kali ini, investor dapat memanfaatkan event musim dividen interim untuk melakukan rotasi sektor.
“Sektor energi, konsumer, dan keuangan diproyeksi memberikan yield tinggi,” kata Nafan, Selasa (19/8/2025).
Selain itu, bersamaan dengan tren penguatan ini, menurutnya investor dapat mengakumulasi saham-saham pilihan dengan prospek yang solid, dan merealisasikan keuntungan jika diperlukan.
Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan akumulasi ketika harga bergerak turun sembari mencermati manajemen risiko masing-masing.
“Beli saat harga turun, dan gunakan manajemen risiko secara efektif,” ujar Nafan.
Di sisi lain, Nafan melihat dengan kembalinya investor asing ke saham-saham big caps perbankan dapat mendorong pemulihan saham-saham bank yang dapat terjadi pada semester II/2025, bahkan lebih baik dibandingkan semester I/2025.
Dia juga melihat dengan BI yang menerapkan kebijakan pelonggaran moneter berpotensi mengerek permintaan kredit dan mendorong kinerja bank.
Selain itu, emiten bank juga dapat diuntungkan dari pertumbuhan investasi dan juga konsumsi yang dapat mendukung ekspansi.
Adapun, IHSG berada dalam tren penguatan selama sepekan terakhir dan mencapai level tertinggi pada 8.017,06. IHSG mengalami penguatan sebesar 11,06% year to date, dan menguat 6,28% selama sebulan terakhir.
Investor asing juga tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp6,68 triliun selama sepekan terakhir.
Sejumlah saham menjadi pilihan investor asing seperti BBRI, TLKM, BBCA, BMRI, hingga AMMN dalam sepekan terakhir. Di sisi lain, sejumlah saham dilepas asing seperti ANTM, ICBP, EXCL, ITMG, dan BRMS selama satu minggu ini.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.