Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Periode Lesu Emiten Hermanto Tanoko AVIA, CLEO Semester I/2025, RISE Paling Bersinar

Sejumlah emiten milik Hermanto Tanoko, seperti CLEO, AVIA, DEPO dan ZONE, mengalami penurunan laba bersih meskipun pendapatan meningkat pada paruh pertama 2025.
Founder dan CEO Tancorp Group Hermanto Tanoko./instagram tancorp.id
Founder dan CEO Tancorp Group Hermanto Tanoko./instagram tancorp.id

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten milik konglomerat Hermanto Tanoko mencatatkan kinerja yang loyo sepanjang paruh pertama 2025. Padahal, emiten-emiten Tanoko mampu membukukan pertumbuhan pendapatan sepanjang periode ini.

Salah satu emiten Hermanto Tanoko yang mencatatkan kinerja yang lesu adalah PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO). Emiten produsen air minum dalam kemasan ini membukukan laba bersih yang susut sebesar 9,70% year on year (YoY) dari Rp229,84 miliar menjadi Rp207,54 miliar pada periode paruh pertama 2025.

Susutnya laba bersih CLEO berbanding terbalik dengan kinerja top line perseroan, yang mencatatkan pertumbuhan hingga 5,36% YoY dari Rp1,29 triliun menjadi Rp1,36 triliun pada periode semester I/2025.

Adapun merinci setiap segmen, penjualan CLEO masih ditopang oleh segmen botol yang mencatatkan penjualan sebesar Rp748,18 miliar pada paruh pertama 2025.

Selain itu, segmen non-botol mencatatkan penjualan sebesar Rp586,17 miliar dan segmen lainnya sebesar Rp31,74 miliar pada periode yang sama 2025.

Penjualan CLEO didominasi oleh pasar Jawa dan Bali, dengan mencatatkan penjualan sebesar Rp1,08 triliun pada paruh pertama 2025, naik 2,01% dari Rp1,05 triliun pada periode yang sama 2024.

Penjualan CLEO juga dikontribusikan dari provinsi lainnya selain Jawa dan Bali yang mencatatkan penjualan sebesar Rp285,08 miliar pada paruh pertama 2025, naik dari Rp236,85 miliar pada periode yang sama 2024.

Seiring meningkatnya penjualan, beban pokok penjualan CLEO juga naik menjadi Rp583,13 miliar, dari Rp537,35 miliar pada periode yang sama sebelumnya. Hal ini membuat laba bruto CLEO mencapai Rp782,97 miliar, naik dari Rp759,12 miliar secara tahunan.

Dari sisi operasional, beban penjualan perseroan juga turut naik menjadi Rp427,74 miliar, dari sebelumnya Rp364,78 miliar. Alhasil, setelah dikurangi berbagai beban dan pajak, CLEO hanya mampu membukukan laba bersih sebesar Rp207,54 miliar pada periode ini.

Selain CLEO, penurunan kinerja bottom line juga dialami oleh PT Avia Avian Tbk. (AVIA). Laba bersih emiten cat ini susut 3,18% YoY menjadi Rp782,53 miliar pada periode paruh pertama 2025.

Berbanding terbalik, kinerja top line AVIA justru tumbuh 7,28% YoY dari Rp3,62 triliun menjadi Rp3,88 triliun pada paruh pertama 2025. Padahal, AVIA mampu membukukan kinerja yang positif di dua segmen penjualannya.

Volume penjualan pada segmen solusi arsitektur, misalnya, tumbuh hingga 5,66% YoY menjadi Rp3,05 triliun pada paruh pertama 2025. Begitu pula pada segmen barang dagangan, yang tumbuh 13,76% YoY menjadi Rp825,94 miliar pada paruh pertama 2025, dari Rp726,03 miliar pada periode yang sama 2024.

Hanya saja, dengan meningkatnya penjualan, perseroan turut mencatatkan peningkatan beban pokok penjualan menjadi Rp2,21 triliun pada periode yang berakhir Juni 2025. Dengan begitu, Avia mencatatkan laba bruto sebesar Rp1,67 triliun pada periode ini.

Selain itu, beban usaha AVIA juga naik menjadi Rp804,58 miliar pada paruh pertama 2025 dari Rp745,79 miliar pada periode yang sama 2024. Tidak hanya itu, sejumlah beban seperti beban pajak penghasilan juga naik menjadi Rp221,47 miliar pada paruh pertama 2025. Alhasil, AVIA harus puas dengan torehan laba bersihnya yang susut.

Meskipun begitu, sejumlah upaya akan dilakukan AVIA untuk memperbaiki kinerjanya di paruh kedua 2025. Salah satunya, memiliki 125 pusat distribusi di seluruh Indonesia, dinilai bakal menjadi potensi penguatan kinerja AVIA ke depannya.

Selain itu, upaya investasi pada bidang riset dan pengembangan inovasi juga menjadi salah satu fokus AVIA untuk mampu berkinerja positif ke depannya.

“Saat pasar melambat, kami melihat kesempatan untuk merebut pangsa pasar dari kompetitor. Fokus kami adalah tetap agile dan responsif dalam memenuhi kebutuhan konsumen,” kata Kepala Hubungan Investor Avian Andreas Hadikrisno dalam keterangan resmi, Kamis (31/7/2025).

PT Caturkada Depo Bangunan Tbk. (DEPO) juga membukukan kinerja yang lesu sepanjang paruh pertama 2025. Meskipun mampu membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 4,65% YoY menjadi Rp1,36 triliun pada paruh pertama 2025, tetapi DEPO membukukan kinerja bottom line yang negatif.

Naiknya penjualan DEPO telah tercermin dari naiknya penjualan sejumlah segmen perseroan. Pada segmen bahan bangunan misalnya, DEPO membukukan pendapatan senilai Rp806,61 miliar, pada segmen bahan finishing sebesar Rp535,16 miliar, dan Rp26,64 miliar pada segmen lainnya.

Hanya saja, naiknya beban penghasilan, beban pokok penjualan, hingga beban beban usaha mendorong laju laba bersih semakin lesu. Pada beban usaha misalnya, DEPO membukukan beban sebesar Rp199,80 miliar, naik dari Rp174,71 miliar pada periode yang sama 2024.

Alhasil, DEPO hanya mampu membukukan laba bersih sebesar Rp38,50 miliar pada periode yang berakhir Juni 2025. Turun 3,75% YoY dari Rp40,00 miliar pada periode yang sama 2024.

Selain itu, PT Mega Perintis Tbk. (ZONE) turut membukukan penyusutan laba bersih hingga 22,33% YoY menjadi Rp11,65 miliar pada paruh pertama 2025, dari Rp15,00 miliar pada periode yang sama 2024.

Penyusutan laba bersih ZONE sejalan dengan penyusutan penjualan perseroan sebesar 0,46% YoY dari Rp405,01 miliar pada paruh pertama 2024 menjadi Rp403,13 miliar pada periode yang sama 2025.

Penyusutan kinerja ZONE terutama disebabkan oleh susutnya penjualan ZONE pada segmen pakaian, menjadi Rp377,16 miliar pada periode paruh pertama 2025.

Berbanding terbalik, emiten Hermanto Tanoko yang bergerak di sektor properti PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. (RISE) justru mencatatkan kinerja yang ciamik sepanjang 2025.

Pendapatan RISE tumbuh 51,79% YoY dari Rp140,92 miliar menjadi Rp213,92 miliar pada periode yang sama 2025. Naiknya penjualan RISE sejalan dengan naiknya penjualan pada segmen real estate.

Pada segmen real estate misalnya, RISE mencatatkan kenaikan hingga 253,32% Yo menjadi Rp126,48 miliar pada periode paruh pertama 2025. Sementara itu, pada segmen perhotelan, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp82,80 miliar, dan Rp4,64 miliar pada segmen perkantoran.

Alhasil, RISE mampu membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai Rp33,09 miliar pada paruh pertama 2025. Angka itu naik 283,00% dari Rp8,64 miliar pada periode paruh pertama 2024.

Rekap Kinerja Emiten Hermanto Tanoko Semester I/2025

Nama

Kode

Pendapatan

YoY

Laba Bersih

YoY

1H25

1H24

1H25

1H24

PT Sariguna Primatirta Tbk.

CLEO

1.366.101

1.296.486

5,36951421

207.543,00

229.847,00

-9,703846472

PT Avia Avian Tbk.

AVIA

3.884.282,00

3.620.523,00

7,285107704

782.531,00

808.245,00

-3,181461067

PT Caturkada Depo Bangunan Tbk.

DEPO

1.368.420

1.307.576

4,653190331

38.501,00

40.002,00

-3,752312384

PT Mega Perintis Tbk.

ZONE

403.137

405.019

-0,4646695587

11.657,00

15.009,00

-22,33326671

PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk.

RISE

213.927

140.927

51,79986802

33.092,00

8.640,00

283,0092593

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro