Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Selasa (5/8/2025) waktu setempat, seiring kekhawatiran investor terhadap dampak tarif dagang setelah sejumlah perusahaan, termasuk Yum Brands, menyebut beban tarif dalam laporan kinerja maupun proyeksi bisnisnya.
Melansir Reuters pada Rabu (6/8/2025), indeks Dow Jones Industrial Average turun 61,90 poin atau 0,14% ke level 44.111,74. Sementara itu, indeks S&P 500 terkoreksi 30,75 poin atau 0,49% ke posisi 6.299,19, dan Nasdaq Composite melemah 137,03 poin atau 0,65% ke 20.916,55.
Adapun S&P 500 dan Nasdaq sempat mencetak rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir. Secara year-to-date, indeks S&P 500 masih mencatatkan kenaikan sebesar 7,1%.
Defisit perdagangan AS tercatat menyempit pada Juni 2025 akibat penurunan tajam impor barang konsumsi. Sementara itu, defisit perdagangan dengan China anjlok ke level terendah dalam lebih dari 21 tahun terakhir.
Di sisi lain, aktivitas sektor jasa AS pada Juli menunjukkan perlambatan signifikan, dengan pelaku usaha melaporkan bahwa tarif impor baru telah mendorong lonjakan biaya operasional.
Saham Yum Brands, induk usaha KFC, ambles 5,1% setelah melaporkan kinerja kuartal II/2025 yang meleset dari ekspektasi pasar. Perusahaan menyebut tarif dagang yang tinggi telah menekan daya beli konsumen.
Baca Juga
Caterpillar juga memperingatkan bahwa tarif impor AS akan menjadi tantangan besar pada paruh kedua tahun ini, dan diperkirakan berpotensi menambah biaya hingga US$1,5 miliar pada 2025. Namun, saham Caterpillar tetap ditutup menguat tipis 0,1%.
Pernyataan tersebut muncul di penghujung musim laporan keuangan kuartal II/2025 di AS, di mana sekitar 80% emiten S&P 500 melaporkan laba yang melampaui ekspektasi analis.
Terry Sandven, Chief Equity Strategist di U.S. Bank Wealth Management, Minneapolis menyebut, jika melihat hasilnya, tren masih berada di atas ekspektasi rendah.
"Pengaruh tarif dagang masih dalam proses. Belum terlihat dampak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, meskipun kita tahu tekanan itu tetap ada," jelasnya.
Presiden AS Donald Trump pada Selasa menyatakan bahwa pemerintah bisa mengenakan "tarif kecil" terhadap impor farmasi, sebelum menaikkan beban tersebut secara bertahap. Dia juga mengisyaratkan pengumuman tarif baru untuk produk semikonduktor dan chip dalam waktu dekat.
"Aksi pasar hari ini mencerminkan sikap investor yang sedang menunggu. Namun, secara umum, prospek pasar saham tahun ini masih konstruktif," lanjut Sandven.