Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral dilaporkan kembali memborong 166 ton emas pada Q2 2025.
Meski masih di atas rata-rata, namun pembelian ini melambat dan menurun dari sebelumnya.
Dilansir dari Gold Eagle, harga emas yang tinggi belakangan ini tampaknya menghambat pembelian emas oleh bank sentral.
Namun, laju peningkatan cadangan emas masih jauh di atas rata-rata historis.
"Bank-bank sentral global menambahkan 166 ton emas ke cadangan mereka pada kuartal kedua," bunyi laporan tersebut.
Angka ini merupakan penurunan 33 persen secara kuartalan dan permintaan kuartalan terendah sejak kuartal kedua 2022.
Baca Juga
Namun, pembelian emas masih 41 persen di atas rata-rata triwulanan yang umum terjadi antara tahun 2010 dan 2021.
Sepanjang paruh pertama tahun 2025, bank sentral menambahkan 415 ton emas bersih ke cadangan mereka.
Dewan Emas Dunia mencatat bahwa meskipun bank sentral cenderung membuat keputusan cadangan secara strategis, mereka tidak sepenuhnya tidak peka terhadap harga.
Di waktu yang sama, Bank sentral Polandia telah melampaui level itu dan terus menambah cadangannya.
Bank Sentral Turki kembali membeli emas. Cadangan emasnya meningkat sebesar 11 ton pada kuartal kedua.
Turki adalah salah satu pembeli emas terbesar pada tahun 2024. Meskipun laju pembelian telah melambat, pemerintah Turki kemungkinan akan terus menambah cadangan emasnya.
Kemudian Bank Nasional Kazakhstan menambahkan 16 ton emas ke cadangannya pada kuartal terakhir. Sejak awal tahun, cadangan emas Kazakhstan telah meningkat sekitar 15 ton.
Tiongkok melaporkan peningkatan cadangan resmi sebesar 6 ton pada kuartal kedua. Negara ini telah melaporkan peningkatan kepemilikan emas resminya selama delapan bulan berturut-turut.