Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Menguat, Investor Cermati Pelemahan Data Ketenagakerjaan AS

Bursa saham AS menguat karena investor memburu saham murah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed meningkat, meski data ketenagakerjaan AS melemah.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Ringkasan Berita
  • Pasar saham AS menguat setelah aksi beli saham murah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada September meningkat.
  • Data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan memicu optimisme pemangkasan suku bunga, dengan probabilitas mencapai 84% untuk pertemuan September.
  • Keputusan mengejutkan Presiden Trump memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja dan pengunduran diri Gubernur The Fed menambah dinamika pasar.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Senin (4/8/2025) waktu setempat seiring dengan aksi investor memburu saham murah usai aksi jual sebelumnya dan meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada September.

Melansir Reuters pada Selasa (5/8/2025), indeks S&P 500 menguat 92,06 poin atau 1,48% ke level 6.330,07. Indeks Nasdaq Composite melonjak 400,43 poin atau 1,94% ke 21.050,56. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average naik 588,78 poin atau 1,35% ke 44.177,36.

Kenaikan ini terjadi setelah S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan serangkaian rekor tertinggi dalam beberapa waktu terakhir.

Berdasarkan data CME FedWatch, probabilitas pemangkasan suku bunga pada pertemuan September kini mencapai sekitar 84%. Pelaku pasar memperkirakan setidaknya dua kali pemangkasan sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun ini.

Katalis utama penguatan pasar adalah data ketenagakerjaan AS untuk Juli yang dirilis pada Jumat lalu, yang jauh di bawah ekspektasi dan disertai dengan revisi signifikan ke bawah untuk data Mei dan Juni.

Kepala Riset dan Strategi Kuantitatif Horizon Investments Mike Dickson menyebut, kenaikan tersebut merupakan aksi beli saat harga turun (dip buying). Hal ini mencerminkan sentimen pasar yang cukup sehat, di mana investor mencari peluang untuk masuk kembali. 

“Namun, ada kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja ternyata lebih lemah dari perkiraan. Di sisi lain, hal ini memicu optimisme baru soal pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Peluang pemangkasan pada September sangat besar,” ujarnya.

Investor juga masih mencermati keputusan mengejutkan Presiden AS Donald Trump pada Jumat lalu yang memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Erika McEntarfer. Trump menuduh McEntarfer memalsukan data pekerjaan yang lemah.

Di hari yang sama, Gubernur The Fed Adriana Kugler juga mengundurkan diri secara mendadak, membuka kemungkinan bagi Trump untuk merombak kepemimpinan bank sentral demi mendukung agenda pelonggaran kebijakan moneter. Trump selama ini terus mendorong The Fed agar memangkas suku bunga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro