Bisnis.com, JAKARTA – Kerajaan bisnis Anthoni Salim mampu mendulang performa yang ciamik di tengah gonjang ganjing ekonomi global dan domestik sepanjang semester I/2025. Hal itu terbukti dari menebalnya laba bersih emiten Grup Salim di sektor makanan dan minuman, serta perkebunan sawit.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, sejumlah emiten Grup Salim sudah menyampaikan laporan keuangan per 30 Juni 2025. Mereka a.l. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP), dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS).
Pada semester I/2025, INDF mencatatkan laba bersih periode berjalan sebesar Rp5,83 triliun atau melonjak 51,48% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY), yakni Rp3,85 triliun.
Kenaikan laba bersih INDF turut didorong oleh pertumbuhan penjualan bersih 4,45% YoY menjadi Rp59,84 triliun pada semester I/2025. Segmen produk konsumen bermerek menjadi penopang penjualan dengan kontribusi sebesar Rp37,54 triliun.
Pada saat yang sama, laba inti yang mencerminkan kinerja operasional INDF, juga naik 2% menjadi Rp5,78 triliun dari Rp5,67 triliun pada semester pertama tahun lalu.
Untuk ICBP, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih melonjak 56% YoY menjadi Rp5,54 triliun dari Rp3,54 triliun pada semester I/2024.
Kenaikan signifikan ini terutama didorong oleh lebih rendahnya rugi selisih kurs yang belum terealisasi yang timbul dari kegiatan pendanaan. Sementara itu, core profit yang mencerminkan kinerja operasional ICBP, turun 5% sejalan dengan laba usaha menjadi Rp5,37 triliun dari Rp5,62 triliun pada semester pertama tahun lalu.
Di sisi top line, produsen Indomie itu membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 2% menjadi Rp37,6 triliun, dibandingkan dengan Rp36,96 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Terkait dengan kinerja INDF, Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim mengatakan perseroan mampu mencatatkan kinerja positif secara konsisten pada paruh pertama tahun ini.
"Pada semester pertama tahun 2025 ini, Indofood menunjukkan kinerja operasional yang konsisten di tengah kondisi global yang penuh perubahan serta tingkat kepercayaan konsumen yang melemah. Kami akan tetap fokus dalam menghasilkan pertumbuhan secara organik, serta menjaga keseimbangan pangsa pasar dengan profitabilitas dan neraca yang sehat,” ujarnya dalam siaran pers.
Sementara itu, Anthoni menilai kinerja ICBP dihadapkan pada kondisi makroekonomi yang penuh tantangan sehingga menyebabkan tingkat daya beli konsumen melemah. Meski demikian, ICBP tetap fokus pada upaya dan strategi prioritasnya.
"Kami akan senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengantisipasi berbagai ketidakpastian yang berpotensi memengaruhi kegiatan usaha Perseroan, serta memastikan akses yang mudah bagi konsumen untuk mendapatkan rangkaian produk kami yang luas, memenuhi kebutuhan konsumen melalui inovasi produk, dan meningkatkan efisiensi operasional guna meraih pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang," ujarnya.
Baca Juga : Kinerja Emiten CPO Semester I/2025: TAPG Raih Laba Paling Jumbo, Emiten Haji Isam PGUN Tumbuh Pesat |
---|
Di sektor perkebunan, entitas usaha milik konglomerat Anthoni Salim juga panen laba yang lebih subur. LSIP, misalnya, membukukan kenaikan laba bersih 19,41% menjadi Rp714,4 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp598,3 miliar.
Presiden Direktur Lonsum Tan Agustinus Dermawan mengatakan pada semester I/2025, Lonsum mencatat kinerja yang positif meskipun menghadapi tantangan agribisnis yang berlanjut terutama volatilitas harga komoditas, kondisi cuaca, dan ketidakpastian global.
“Lonsum tetap berkomitmen, di antaranya, terhadap pengendalian biaya, efisiensi operasional dan prioritisasi investasi modal, dengan berfokus pada peningkatan produktivitas serta menerapkan praktik-praktik agrikultur secara berkelanjutan,” ujar Tan Agustinus Dermawan.
Senada, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk SIMP naik 43% YoY dari Rp528,85 miliar menjadi Rp755,14 miliar. Core profit tumbuh 91% YoY menjadi Rp1,19 triliun. SIMP membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp9,39 triliun. Realisasi itu naik 33% dari Rp7,05 triliun pada semester I/2024.
Paulus Moleonoto, Direktur Utama Grup SIMP, mengatakan perusahaan mencatat kinerja yang positif meskipun menghadapi tantangan agribisnis yang berlanjut sepanjang semester I/2025. Tantangan yang dimaksud terutama volatilitas harga komoditas CPO, kondisi cuaca, dan ketidakpastian global.
“Grup SIMP tetap berkomitmen, diantaranya, terhadap pengendalian biaya, efisiensi operasional dan prioritisasi investasi modal, dengan berfokus pada peningkatan produktivitas serta menerapkan praktik-praktik agrikultur secara berkelanjutan.”
Di sektor otomotif, IMAS telah meraup laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp43,15 miliar pada semester I/2025. Laba perseroan naik 9,36% secara tahunan dibandingkan periode yang sama 2024 sebesar Rp39,46 miliar.
Pertumbuhan laba IMAS sejalan dengan pendapatan yang naik 2,54% YoY menjadi Rp14,76 triliun pada semester I/2025, dibandingkan Rp14,39 triliun pada semester I/2024.
Sumber pendapatan terbesar Indomobil berasal dari segmen usaha otomotif, termasuk bengkel sebesar Rp11,71 triliun, naik 3,26% YoY. Kemudian, segmen usaha jasa keuangan, sewa kendaraan, dan logistik IMAS juga naik 3,42% YoY menjadi Rp2,64 triliun pada paruh pertama 2025.