Bisnis.com, JAKARTA — PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) berencana untuk fokus mengembangkan sejumlah proyek di sektor bisnis midstream dan downstream guna meningkatkan kinerja perusahaan sepanjang 2025.
Direktur Utama Rukun Raharja Djauhar Maulidi mengatakan, di sektor midstream, perseroan telah merencanakan akuisisi beberapa perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur LNG, yang saat ini sudah memasuki tahap finalisasi dan diperkirakan akan selesai pada kuartal ketiga tahun ini.
Sementara itu, untuk sektor downstream, proses due diligence sedang berlangsung dengan harapan dapat selesai dan mencapai finalisasi pada akhir 2025. Strategi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan signifikan terhadap perluasan serta penguatan posisi pasar perseroan di sektor energi. “Khususnya dalam mendukung keberlanjutan dan pengembangan jaringan infrastruktur dan distribusi gas,” kata Djauhar, Selasa (5/8/2025).
Untuk mendukung proyek di midstream dan downstream itu, RAJA telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$70 juta untuk tahun kerja 2025. Hingga kuartal II/2025, realisasi capex telah mencapai US$20 juta atau sekitar 29% dari total alokasi.
Penyerapan capex ini difokuskan pada proyek-proyek strategis antara lain pembangunan kompresor di Sengkang Sulawesi Selatan, pembangunan pipa BBM Tanjung Batu Samarinda, serta pengembangan pipa di wilayah Jawa Barat.
Dengan rencana pengembangan dan realisasi proyek tersebut, Djauhar optimistis dapat mencapai target-target yang telah ditentukan perseroan hingga akhir 2025 dan berupaya untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Baca Juga
Adapun, RAJA telah mengumumkan hasil laporan keuangan kuartal II/2025 dengan mencatatkan kinerja yang cukup solid. Pendapatan perseroan tercatat sebesar US$127 juta, mengalami peningkatan dibandingkan dengan US$123 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini didorong oleh naiknya volume penjualan gas, kontribusi dari operasional jaringan pipa transmisi gas di Perawang, Riau, serta pendapatan tambahan yang diperoleh dari bisnis operation and maintenance (O&M) di Ubadari, Papua Barat.
Meskipun pendapatan mengalami peningkatan, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 4%, dari US$16 juta pada kuartal II/2024 menjadi US$15,3 juta pada kuartal II/2025.
Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk (RAJA) mengalami penurunan sekitar 20%, dari US$14,2 juta menjadi US$11,3 juta. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh divestasi saham perseroan pada anak usaha, PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) yang telah melaksanakan IPO pada awal 2025.
Langkah divestasi ini merupakan bagian dari strategi perseroan untuk memperkuat struktur keuangan dan mendukung ekspansi berkelanjutan, serta memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mendanai proyek-proyek masa depan.
Meskipun terjadi penyesuaian terkait perubahan kepemilikan, divestasi ini memberikan peluang bagi RATU untuk berkembang lebih mandiri dan menciptakan landasan yang lebih kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang.