Mengapa Emas dan Bitcoin
Menurutnya, dua aset ini dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap mata uang fiat dan setara kas (seperti obligasi).
Tapi di antara kedua aset tersebut, Ray Dailo menyatakan bahwa ia sangat memilih emas daripada Bitcoin.
Sang investor bahkan menambahkan bahwa ia ragu ada bank sentral yang akan menjadikan mata uang kripto tersebut sebagai mata uang cadangan.
Dalio juga berpendapat bahwa ada keraguan mengenai apakah kode tersebut dapat dipecahkan atau apakah protokol Bitcoin dapat diubah sehingga membuatnya “kurang efektif” sebagai penyimpan nilai.
Mengingat kekhawatiran ini, manajer aset veteran tersebut menjelaskan bahwa emas lebih berharga daripada Bitcoin dalam portofolionya, dengan mengatakan, "Saya punya emas dan Bitcoin, tapi tidak banyak."
Kehati-hatian terhadap Bitcoin seperti itu merupakan sentimen umum di kalangan investor dan penasihat investasi konvensional.
Baca Juga
Kepala Analisis Investasi AJ Bell, Laith Khalaf, mengatakan kepada Decrypt bahwa berinvestasi di BTC di tengah ketakutan ekonomi ibarat "melompat dari penggorengan ke dalam lubang api yang membara."
Meskipun Khalaf menegaskan bahwa berinvestasi dalam Bitcoin "baik-baik saja" jika investor hanya mengalokasikan sebagian kecil uang yang mereka siap kehilangan, ia juga berpendapat bahwa emas (yang juga bisa fluktuatif) adalah "jangkar yang lebih kokoh" dalam menghadapi potensi risiko.
"Emas merupakan diversifikasi yang jauh lebih disukai daripada Bitcoin, karena harganya cenderung naik ketika tingkat penghindaran risiko tinggi," ujarnya.
"Emas bisa menjadi polis asuransi yang bermanfaat bagi portofolio, tetapi yang terpenting, emas disimpan bersama saham dan obligasi untuk mencapai keseimbangan risiko dan imbalan," ia menambahkan.
Sebelumnya, JP Morgan juga memprediksi jika harga emas akan terus naik hingga tahun 2026.