Bisnis.com, JAKARTA— Emiten perkebunan PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba pada semester I/2025 seiring dengan peningkatan volume produksi minyak kelapa sawit (CPO).
Mengutip laporan keuangan BWPT, pendapatan usaha mencapai Rp2,77 triliun pada semester I/2025. Pendapatan tersebut meningkat 38,07% year on year (YoY) dari Rp2,012 triliun pada semester I/2024.
Berdasarkan produk, pendapatan BWPT per Juni 2025 berasal dari minyak kelapa sawit Rp2,41 triliun, inti kernel Rp324,04 miliar, dan tandan buah segar (TBS) Rp34,85 miliar. Penjualan produk tersebut meningkat dari perolehan pada semester I/2024, masing-masing senilai Rp1,84 triliun, Rp149,65 miliar, dan Rp20,61 miliar.
Beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp1,99 triliun per Juni 2025 dari sebelumnya Rp1,41 triliun. Namun, BWPT masih menghimpun lonjakan laba bruto menjadi Rp780,14 miliar dari Rp596,06 miliar per Juni 2024.
Entitas Grup Rajawali tersebut menghimpun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp171,88 miliar pada semester I/2025. Laba bersih tersebut naik 43,58% dari sebelumnya Rp119,70 miliar. Laba per saham pun meningkat menjadi Rp5,52 dibandingkan Rp3,85 per Juni 2024.
Di sisi lain, BWPT meningkatkan ekuitas dan memangkas liabilitas per Juni 2025. Ekuitas mencapai Rp2,62 triliun pada semester I/2025, naik dari Rp2,45 triliun pada akhir tahun lalu.
Baca Juga
Liabilitas BWPT berkurang menjadi Rp7 triliun dari sebelumnya Rp7,34 triliun. Total aset pada semester I/2025 pun mencapai Rp9,63 triliun.
CEO BWPT Henderi Djunaidi menyampaikan laba bersih BWPT pada semester I/2025 meningkat seiring dengan peningkatan volume penjualan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) masing-masing sebesar 10% dan 12%. Hal ini menandakan pertumbuhan yang berkelanjutan dan sehat.
“Kinerja positif BWPT juga tercermin dari pertumbuhan EBITDA yang naik 29%, didorong oleh peningkatan efisiensi produksi dan strategi penjualan yang lebih baik,” paparnya dalam keterangan resmi, Jumat (1/8/2025)
Harga produk kelapa sawit yang relatif stabil turut mendukung kinerja perseroan. Strategi manajemen operasional juga berkontribusi besar terhadap hasil positif ini memanfaatkan momentum pasar.
Di sisi lain, beban bunga berhasil ditekan dan menurun 11% pada semester I/2025. Hal ini memberikan ruang tambahan bagi BWPT untuk memperkuat struktur keuangan dan mendukung pengembangan bisnis.
BWPT telah menyelesaikan kewajiban pembayaran Obligasi Tahap I 2024 secara tepat waktu dan lunas sesuai tenor. Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, BWPT melunasi obligasi tersebut senilai Rp61,84 miliar pada 21 Juli 2025.
Henderi menambahkan investasi jangka panjang BWPT berjalan sesuai rencana, dengan belanja modal (capex) yang direalisasikan tepat waktu. Ekspansi itu mencakup penyelesaian pabrik kelapa sawit (PKS) Bangkirai Mill di Kalimantan Timur yang telah selesai sesuai target.
“Ini menunjukkan komitmen kuat perseroan terhadap tata kelola keuangan yang sehat dan kepercayaan investor,” imbuhnya.
Pusat kegiatan operasional BWPT berada di Sumatera, Kalimantan dan Papua dengan total luas lahan perkebunan 87.000 hektar. Kapasitas pabrik kelapa sawit mencapai 2,2 juta ton TBS per tahun.
INOVASI HIJAU
Sementara itu, BWPT melakukan inovasi sektor hijau bertajuk "REWIND: REcycling Waste INto Decarbonization". BWPT menghadirkan terobosan inovasi yang mengolah tandan kosong sawit menjadi bio-oil sebagai bahan baku utama karbon hitam ramah lingkungan.
Produk ini menjadi alternatif pengganti dari bahan baku berbasis minyak bumi (fossil oil), yang digunakan oleh industri otomotif, karet, cat dan lainnya, sebagai pewarna tinta, dan bahan baku ban kendaraan, serta conveyor belt.
Atas inovasi tersebut, BWPT menjadi juara dalam ajang SDG Innovation Accelerator for Young Professionals 2025, yang diprakarsai oleh UN Global Compact Network Indonesia (IGCN). BWPT pun mewakili Indonesia untuk bertanding di tingkat dunia, yang akan berlangsung di New York, Amerika Serikat, pada September 2025.
Henderi Djunaidi menyampaikan BWPT berkomitmen terhadap praktik usaha berkelanjutan dengan fokus pada transisi menuju Net Zero Emission. Perseroan saat ini tengah mempersiapkan langkah strategis jangka panjang untuk menurunkan emisi karbon melalui efisiensi energi, praktik agronomi berkelanjutan, dan pemanfaatan energi terbarukan.
Selain itu, BWPT melanjutkan upaya sertifikasi RSPO dan ISPO, serta kini tengah memasuki proses awal implementasi European Union Deforestation Regulation (EUDR) dengan Kalimantan Timur sebagai lokasi proyek percontohan.
“Keberlanjutan adalah fondasi pertumbuhan jangka panjang. BWPT terus bertransformasi, tidak hanya dalam hal operasional, tetapi juga dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar,’’ tuturnya.