Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Melemah Imbas Pernyataan The Fed Soal Pemangkasan Suku Bunga

Wall Street melemah setelah Ketua The Fed Jerome Powell meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (30/7/2025) waktu setempat menyusul pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga pada pertemuan September mendatang.

Melansir Reuters pada Kamis (31/7/2025), Indeks Dow Jones Industrial Average turun 171,71 poin atau 0,38% ke level 44.461,28, S&P 500 melemah 7,96 poin atau 0,12% ke 6.362,90, sedangkan Nasdaq Composite naik tipis 31,38 poin atau 0,15% ke posisi 21.129,67.

Sebelumnya, S&P 500 sempat menguat hingga 0,4% sebelum akhirnya terkoreksi.

Dalam keputusan yang sesuai ekspektasi pasar, The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuannya. Bank sentral menyatakan bahwa tingkat pengangguran tetap rendah dan kondisi pasar tenaga kerja tetap solid, sementara inflasi masih sedikit meningkat. Namun, keputusan ini tidak bulat, dengan dua gubernur memilih opsi pemangkasan.

Saham sempat menguat sebelum pernyataan The Fed, seiring optimisme pasar atas data awal pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 yang lebih kuat dari perkiraan. Namun, rincian data menunjukkan adanya pelemahan fundamental ekonomi.

Koreksi pasar terjadi setelah Powell mengatakan masih terlalu dini untuk memastikan apakah The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan September. Dia menambahkan kebijakan saat ini bersifat cukup ketat, namun belum cukup untuk menahan laju pertumbuhan ekonomi.

JP Powers, Chief Investment Officer RWA Wealth Partners di Boston menyebut, tidak banyak perubahan dalam pernyataan The Fed kali ini. Masih ada kekhawatiran tentang dampak kebijakan tarif, dan The Fed tampaknya masih menunggu data lanjutan. Ini bisa dilihat dari laporan PDB.

“Kalau saya jadi Powell, saya tak tahu seberapa besar dia memikirkan warisannya, tapi sepertinya dia akan lebih memilih terlambat memangkas suku bunga ketimbang menanggung risiko munculnya gejolak baru menjelang masa pensiunnya," katanya.

Menurut data LSEG, peluang pasar terhadap pemangkasan suku bunga pada September sempat naik menjadi 68% setelah pernyataan The Fed, namun turun kembali ke bawah 50% usai komentar Powell.

Sementara itu, laporan ketenagakerjaan dari ADP menunjukkan sektor swasta menambah 104.000 pekerjaan pada Juli, melampaui perkiraan sebesar 75.000. Ini menjadi data ketenagakerjaan terbaru menjelang rilis laporan tenaga kerja pemerintah AS pada Jumat.

Di sisi korporasi, saham raksasa teknologi Microsoft dan Meta Platforms melonjak lebih dari 6% dalam perdagangan setelah jam bursa, usai merilis laporan keuangan kuartalan. Investor kini menantikan laporan dari Amazon dan Apple yang dijadwalkan rilis Kamis waktu setempat.

Namun, ketidakpastian soal tarif masih membayangi. Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan memberlakukan tarif sebesar 50% terhadap produk pipa dan kabel tembaga. 

Meski demikian, langkah ini tidak seketat yang dikhawatirkan pasar dan tidak mencakup bahan baku utama seperti bijih tembaga, konsentrat, dan katoda.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro