Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengantongi pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang tipis pada semester I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, PT KAI membukukan pendapatan Rp16,84 triliun sepanjang paruh pertama tahun ini. Realisasi itu naik 0,75% dari Rp16,72 triliun pada semester I/2024.
Pendapatan KAI bersumber dari pendapatan angkutan dan usaha lainnya Rp16,83 triliun, serta pendapatan konstruksi hanya Rp8,31 miliar.
Lebih terperinci, pendapatan KAI dari kereta penumpang kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi mencapai Rp6,31 triliun. Sementara itu, pendapatan dari angkutan batu bara Rp5,57 triliun, peti kemas Rp211,1 miliar, BBM Rp190,9 miliar, parsel Rp126,82 miliar, semen Rp78,52 miliar, perkebunan Rp58,07 miliar, dan lainnya Rp14,52 miliar.
Kantong pendapatan PT KAI juga terisi dari bisnis non-angkutan sebesar Rp958,83 miliar dan kompensasi pemerintah pendapatan layanan publik (PSO) senilai Rp2,32 triliun.
Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan KAI tercatat sebesar Rp11,12 triliun pada Januari—Juni 2025. KAI juga mencatat beban usaha senilai Rp2 triliun, beban keuangan Rp1,25 triliun, serta beban rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama Rp948,19 miliar.
Alhasil, PT KAI mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih Rp1,18 triliun pada semester I/2025. Laba bersih itu tumbuh tipis 0,8% dibandingkan dengan laba bersih semester I/2024 sebesar Rp1,09 triliun.
Hingga 30 Juni 2025, perusahaan BUMN itu membukukan total aset sebesar Rp102,47 triliun. Sementara itu, total liabilitas KAI sebesar Rp65,85 triliun dan total ekuitasnya Rp36,61 triliun.